PERSALINAN PREMATURE
A.Pengertian
Persalinan
preterm atau partus prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan
kurang dari 37 minggu ( antara 20 – 37 minggu ) atau dengan berat janin kurang
dari 2500 gram ( Manuaba, 1998 : 221).
B.Etiologi
/ Penyebab Persalinan Preterm
B.1
Mengenai penyebab belum banyak yang di ketahui
:
1.
Eastman = kausa prematur 61,9% kausa ignota (sebab yang tidak diketahui)
2. Greenhill = kausa premature 60 % kausa ignota (sebab yang tidak diketahui).
3. Holmer = sebagian besar tidak di ketahui.( Mochtar , 1998 : 219 )
2. Greenhill = kausa premature 60 % kausa ignota (sebab yang tidak diketahui).
3. Holmer = sebagian besar tidak di ketahui.( Mochtar , 1998 : 219 )
B.2
Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan preterm
Faktor –
faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya persalinan preterm dapat
diklasifikasikan secara rinci sebagai berikut :Menurut Manuaba (1998 : 221)
1.
Kondisi umum
2. Keadaan sosial ekonomi rendah
3. Kurang gizi
4. Anemia.
5. Perokok berat, dengan lebih dari 10 batang/ hari.
6. Umur hamil terlalu muda kurang dari atau terlalu tua di atas 35 tahun.
7. Penyakit ibu yang menyertai kehamilan
8. Penyulit kebidanan
2. Keadaan sosial ekonomi rendah
3. Kurang gizi
4. Anemia.
5. Perokok berat, dengan lebih dari 10 batang/ hari.
6. Umur hamil terlalu muda kurang dari atau terlalu tua di atas 35 tahun.
7. Penyakit ibu yang menyertai kehamilan
8. Penyulit kebidanan
B.2.1
Perkembangan dan keadaan hamil dapat meningkatkan terjadinya persalinan preterm
diantaranya :
1. Kehamilan dengan hidramnion, ganda, pre-eklampsia.
2. Kehamilan dengan perdarahan antepartum pada solusio plasenta, plasenta previa, pecahnya sinus marginalis.
3. Kehamilan dengan ketuban pecah dini: terjadi gawat janin, temperatur tinggi.
4. Kelainan anatomi rahim
5. Keadaan rahim yang sering menimbulkan kontraksi dini : Serviks inkompeten karena kondisi serviks, amputasi serviks.
6. Kelainan kongenital rahim:
7. Infeksi pada vagina aseden (naik) menjadi amnionitis
1. Kehamilan dengan hidramnion, ganda, pre-eklampsia.
2. Kehamilan dengan perdarahan antepartum pada solusio plasenta, plasenta previa, pecahnya sinus marginalis.
3. Kehamilan dengan ketuban pecah dini: terjadi gawat janin, temperatur tinggi.
4. Kelainan anatomi rahim
5. Keadaan rahim yang sering menimbulkan kontraksi dini : Serviks inkompeten karena kondisi serviks, amputasi serviks.
6. Kelainan kongenital rahim:
7. Infeksi pada vagina aseden (naik) menjadi amnionitis
B.3
Menurut Mochtar (1998 : 220), faktor yang mempengaruhi Prematuritas adalah
sebagai berikut:
1. Umur ibu, suku bangsa, sosial ekonomi
2. Bakteriura (infeksi saluran kencing )
3. BB ibu sebelum hamil, dan sewaktu hamil
4. Kawin dan tidak kawin: Tak syah 15 % prematur; kawin sah 13 %prematur
5. Prenatal ( antenantal ) care
6. Anemia, penyakit jantung
7. Jarak antara persalinan yang terlalu rapat
8. Pekerjaan yang terlalu berat sewaktu hamil berat
9. Keadaan dimana bayi terpaksa dilahirkan prematur, misalnya pada plasenta praevia, toksemia gravidarum, solusio plasentae, atau kehamilan ganda
1. Umur ibu, suku bangsa, sosial ekonomi
2. Bakteriura (infeksi saluran kencing )
3. BB ibu sebelum hamil, dan sewaktu hamil
4. Kawin dan tidak kawin: Tak syah 15 % prematur; kawin sah 13 %prematur
5. Prenatal ( antenantal ) care
6. Anemia, penyakit jantung
7. Jarak antara persalinan yang terlalu rapat
8. Pekerjaan yang terlalu berat sewaktu hamil berat
9. Keadaan dimana bayi terpaksa dilahirkan prematur, misalnya pada plasenta praevia, toksemia gravidarum, solusio plasentae, atau kehamilan ganda
B.3.1Kondisi yang menimbulkan kontraksi
Ada
beberapa kondisi ibu yang merangsang terjadinya kontraksi spontan, kemungkinan
telah terjadi produksi prostaglandin :
1.
Kelainan Bawaan Uterus
Meskipun jarang tetapi dapat dipertimbangkan hubungan kejadian partus preterm dengan kelainan uterus yang ada.
2. Ketuban Pecah Dini
3. Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau sebaliknya. Ada beberapa kondisi yang mungkin menyertai seperti serviks inkompeten, Hidramnion, kehamilan ganda, infeksi vagina dan serviks, dan lain-lain, infeksi asenden merupakan teori yang cukup kuat dalam mendukung terjadinya amnionitis dan ketuban pecah.
4. Serviks Inkompeten
5. Hal ini juga mungkin menjadi penyebab abortus selain partus preterm , riwayat tindakan terhadap serviks dapat dihubungkan dapat terjadinya inkompeten. Mc Donald menemukan 59 % pasiennya pernah mengalami dilatasi kuretase dan 8 % mengalami konisasi, Demikian pula Chamberlain dan Gibbings yang menemukan 60 % dari pasien serviks inkompeten pernah mengalami abortus spontan dan 49 % mengalami pengakhiran kehamilan pervaginam.
6. Kehamilan Ganda
7. Sebanyak 10 % pasien dengan persalinan preterm ialah kehamilan ganda dan secara umum kehamilan ganda mempuyai panjang usia gestasi yang lebih pendek.( Wiknjosastro et. al., 2002 : 313 )
Meskipun jarang tetapi dapat dipertimbangkan hubungan kejadian partus preterm dengan kelainan uterus yang ada.
2. Ketuban Pecah Dini
3. Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau sebaliknya. Ada beberapa kondisi yang mungkin menyertai seperti serviks inkompeten, Hidramnion, kehamilan ganda, infeksi vagina dan serviks, dan lain-lain, infeksi asenden merupakan teori yang cukup kuat dalam mendukung terjadinya amnionitis dan ketuban pecah.
4. Serviks Inkompeten
5. Hal ini juga mungkin menjadi penyebab abortus selain partus preterm , riwayat tindakan terhadap serviks dapat dihubungkan dapat terjadinya inkompeten. Mc Donald menemukan 59 % pasiennya pernah mengalami dilatasi kuretase dan 8 % mengalami konisasi, Demikian pula Chamberlain dan Gibbings yang menemukan 60 % dari pasien serviks inkompeten pernah mengalami abortus spontan dan 49 % mengalami pengakhiran kehamilan pervaginam.
6. Kehamilan Ganda
7. Sebanyak 10 % pasien dengan persalinan preterm ialah kehamilan ganda dan secara umum kehamilan ganda mempuyai panjang usia gestasi yang lebih pendek.( Wiknjosastro et. al., 2002 : 313 )
C. Tanda dan gejala
persalinan prematur
Beberapa tanda
terjadinya atau dimulainya persalinan prematur adalah: adanya kontraksi uterus yang
terjadi lebih dari delapan kali dalam 1 jam Karena kontraksi uterus saja dapat menyebabkan
kekeliruan dalam menegakkan diagnosis persalinan preterm maka Herron (1982)
memerlukan kriteria berikut ini untuk mencatat persalinan preterm yaitu
kontraksi yang teratur setelah kehamilan 20 minggu atau sebelum 37 minggu, yang
interval antar kontraksi 5 hingga 8 menit atau kurang dan disertai dengan satu
atau tanda dibawah ini :
1.
Perubahan progresif pada
serviks.
2.
Dilatasi serviks 2 cm atau
lebih.
3.
Penipisan serviks 80% atau lebih.
Keluhan atau gejala lain dari yang dapat membantu yang dapat menegakkan
,diagnosa dini dari wanita hamil dengan resiko untuk persalinan preterm adalah
:
1.
Keluarnya mukus dari serviks,
sering sedikit berdarah.
2.
Nyeri punggung bawah.
3.
Tekanan panggul yang sering
disebabkan oleh desensus janin.
4.
Kram mirip menstruasi.
5. Kram intestinal degan atau tanpa
diare. (http://zhafiradokter.multiply.com/journal)
D.Diagnosis Persalinan Preterm
Persalinan preterm perlu ditetapkan secara
cermat agar tidak terjadi kesalahan dengan akibat terapi yang berlebihan atau
terlambat. Anamesis dan pemeriksaan fisik faktor risiko persalinan penting
sekali sehingga dapat menggolongkan kasus kepada risiko tinggi atau rendah.
Faktor yang amat bermakna ialah :
1. Riwayat preterm
2.
Ketebalan serviks dan
pembukaan
3.
His yang progresif
4.
Penyakit ibu
Serviks yang tebalnya kurang dari 1 cm, lunak dan
sudah ada pembukaan pada kehamilan preterm amat besar kemungkinannya untuk partus
demikian pula dengan kotraksi reguler yang lebih dari 3 kali dalam sejam.
Faktor penyebab persalinan harus ditentukan untuk
disingkirkan untuk itu diperlukan pemeriksaan diagnostik :
- Sediakan apus vagina dan serviks
- Urin rutin dan kultur
- Ultrasonografi
E.Penatalaksanaan
F.1.Pertimbangan penatalaksanaan obstetri / perinatologi
Jika usaha mempertahankan kehamilan tampaknya tidak mungkin, dan terpaksa dipilih jalan terminasi kehamilan, ada beberapa pertanyaan yang dapat menjadi pertimbangan :
1. Berapa besar kemampuan klinik untuk menjaga kehidupan bayi preterm ?
2. Berapa besar peluang / kemungkinan hidup bayi dengan berat lahir dan usia gestasi tersebut ?
3. Bagaimana persalinan akan dilakukan ? Pervaginam atau perabdominam (sectio cesarea) ?
4. Komplikasi apa yang mungkin timbul ? Apakah alat / sarana / kemampuan yang ada memadai ?
5. Bagaimana pertimbangan dari pihak pasien / keluarga, tentang kemungkinan keadaan bayi yang kurang baik, konsekuensi perawatan bayi prematur yang lama dan berat, dan sebagainya ? http://www.untukku.com/artikel-untukku/persalinan-preterm-prematur-untukku.html
Jika usaha mempertahankan kehamilan tampaknya tidak mungkin, dan terpaksa dipilih jalan terminasi kehamilan, ada beberapa pertanyaan yang dapat menjadi pertimbangan :
1. Berapa besar kemampuan klinik untuk menjaga kehidupan bayi preterm ?
2. Berapa besar peluang / kemungkinan hidup bayi dengan berat lahir dan usia gestasi tersebut ?
3. Bagaimana persalinan akan dilakukan ? Pervaginam atau perabdominam (sectio cesarea) ?
4. Komplikasi apa yang mungkin timbul ? Apakah alat / sarana / kemampuan yang ada memadai ?
5. Bagaimana pertimbangan dari pihak pasien / keluarga, tentang kemungkinan keadaan bayi yang kurang baik, konsekuensi perawatan bayi prematur yang lama dan berat, dan sebagainya ? http://www.untukku.com/artikel-untukku/persalinan-preterm-prematur-untukku.html
F.2.Penatalaksanaan
medik kasus yang terjadi pada usia kehamilan belum cukup, dengan adanya risiko
persalinan preterm:
1. Infeksi : ditatalaksana dengan antibiotika spektrum luas dosis tinggi .Demam / hiperpireksia ibu yang mungkin terjadi juga harus diobati, karena keadaan hiperpireksia dapat berakibat buruk pada sirkulasi janin.
2. Kontraksi : kontraksi yang berisiko tinggi adalah kontraksi dengan frekuensi lebih dari 3-4 kali per jam. Dalam 48 jam menjelang partus, kontraksi akan meningkat (his) sampai 2-4 kali setiap 10 menit dengan intensitas yang makin kuat, makin lama dan makin sering. Pada kasus dengan kontraksi, dilakukan terapi tokolisis, dengan obat-obatan beta-agonis (misalnya salbutamol, terbutalin), sambil terus mengawasi keadaan ibu dan keadaan janin. Pengobatan diberikan dengan infus, kemudian dapat dilanjutkan dengan obat oral bila pasien dipulangkan. Bila kontraksi hilang, pemberian tokolisis dapat dihentikan.
3. Pemicu pematangan paru janin : untuk akselerasi pematangan paru janin, diberikan preparat kortikosteroid (misalnya deksametason, betametason) yang akan menstimulasi produksi dan sekresi surfaktan di paru janin. Ideal diberikan minimal selama 2 x 24 jam.
1. Infeksi : ditatalaksana dengan antibiotika spektrum luas dosis tinggi .Demam / hiperpireksia ibu yang mungkin terjadi juga harus diobati, karena keadaan hiperpireksia dapat berakibat buruk pada sirkulasi janin.
2. Kontraksi : kontraksi yang berisiko tinggi adalah kontraksi dengan frekuensi lebih dari 3-4 kali per jam. Dalam 48 jam menjelang partus, kontraksi akan meningkat (his) sampai 2-4 kali setiap 10 menit dengan intensitas yang makin kuat, makin lama dan makin sering. Pada kasus dengan kontraksi, dilakukan terapi tokolisis, dengan obat-obatan beta-agonis (misalnya salbutamol, terbutalin), sambil terus mengawasi keadaan ibu dan keadaan janin. Pengobatan diberikan dengan infus, kemudian dapat dilanjutkan dengan obat oral bila pasien dipulangkan. Bila kontraksi hilang, pemberian tokolisis dapat dihentikan.
3. Pemicu pematangan paru janin : untuk akselerasi pematangan paru janin, diberikan preparat kortikosteroid (misalnya deksametason, betametason) yang akan menstimulasi produksi dan sekresi surfaktan di paru janin. Ideal diberikan minimal selama 2 x 24 jam.
F2.1.. METODE YANG DIGUNAKAN UNTUK
MENGHENTIKAN KONTRAKSI PADA KEHAMILAN PRETERM.
Seperti
yang disebutkan sebelumnya upaya penghentian persalinan preterm sulit untuk
dilakukan dan sering tidak efektif. Tindakan dan pengobatan yang sering
dilakukan adalah:
1. Tirah baring.
Dengan menyuruh ibu berbaring lebih enak pada
posisi tubuhnya. Keberhasilannya mungkin disebabkan oleh perasaan tenteram pada
diri ibu.
2. Magnesium sulfat.
Peranan magnesium munkin terletak pada sifat
antagonisnya terhadap kalsium. Untuk menghindari intoksikasi oleh magnesium
sulfat maka harus diperhatikan refleks patella tetap ada dan depresi
respiratori.
3. Preparat agonis b-
adrenergik.
a.
Isoksuprin.
Preparat ini kurang begitu efektif dan bisa
menimbulkan efak samping yaitu takikardia dan hipotensi.
b. Ritodrin.
Merupakan obat satu-satunya yang mempunyai
indikasi spesifik adalah untuk menghentikan persalinan preterm.
c.
Terbutalin.
Umumnya digunakan pada pasien yang diperkirakan
akan mengalami persalinan preterm dengan menghambat kontraksi miometrium.
d. Fenoterol
Secara struktural menyerupai ritodrin.
4. Terapi kombinasi
Dari hasil penelitian beberapa ahli maka terapi
kombinasi dari ritodrin dengan magnesium sulfat memberikan efek yg lebih ampuh
dari pada satu obat saja.
5. Anti prostaglandin.
Preparat ini bekerja dengan menghambat kerja
prostaglandin pada organ sasaran.
6. Preparat penghambat saluran kalsium.
7. Narkotik dan sedatif. (http://zhafiradokter.multiply.com/journal)
F.3 Penanganan Persalinan Preterm
F.3.1Penanganan Umum
1. Lakukan evaluasi cepat keadaan ibu.
2. Upayakan melakukan konfirmasi umur kehamilan bayi.
1. Lakukan evaluasi cepat keadaan ibu.
2. Upayakan melakukan konfirmasi umur kehamilan bayi.
F.3.2 Penanganan Kelahiran
Prematur
Kelahiran harus dilaksanakan secara
hati-hati dan perlahan-lahan untukmenghindari kompresi dan dekompresi kepala
secara cepat.
Oksigen diberikan lewat masker kepada ibu selama kelahiran.
Ketuban tidak boleh dipecahkan secara artifisial.
Kantong ketuban berguna sebagai bantal bagi tengkorak prematur yang lunak dengan sutura-suturanya yang masih terpisah lebar.
Episiotomi mengurangi tekanan pada cranium bayi.
Forceps rendah dapat membantu dilatasi bagian lunak jalan lahir dan mengarahkan kepala bayi lewat perineum.
Oksigen diberikan lewat masker kepada ibu selama kelahiran.
Ketuban tidak boleh dipecahkan secara artifisial.
Kantong ketuban berguna sebagai bantal bagi tengkorak prematur yang lunak dengan sutura-suturanya yang masih terpisah lebar.
Episiotomi mengurangi tekanan pada cranium bayi.
Forceps rendah dapat membantu dilatasi bagian lunak jalan lahir dan mengarahkan kepala bayi lewat perineum.
Pada letak sungsang dengan persalinan premature ekstraksi bokong tidak
boleh dilakukan. Bahaya tambahan pada kelahiran prematur adalah bahwa bokong
tidak dapat menghasilkan pelebaran jalan lahir yang cukup untuk menyediakan
ruang bagi kepala bayi yang relatif besar.
Kelahiran presipitatus dan yang tidak ditolong berbahaya bagi bayi-bayi prematur.Seorang ahli neonatus harus hadir pada saat kelahiran.( Oxorn, 2003 : 588 ).
Kelahiran presipitatus dan yang tidak ditolong berbahaya bagi bayi-bayi prematur.Seorang ahli neonatus harus hadir pada saat kelahiran.( Oxorn, 2003 : 588 ).
G. Pencegahan persalinan preterm
G.1. Prinsip usaha pencegahan partus prematurus (= usaha mempertahankan kehamilan sedapat mungkin sampai usia kehamilan aterm) :
1. edukasi pasien untuk pemeriksaan dan perawatan antenatal yang baik dan teratur
2. menjelaskan faktor-faktor risiko kehamilan dan persalinan
3. menjelaskan tanda / gejala yang merupakan pertanda bahaya yang HARUS diketahui pasien, supaya pasien dapat langsung mencari pertolongan ke rumah sakit (kontraksi / mules, keluar cairan / lendir / darah, demam, pusing, dan sebagainya)
4. BILA terjadi tanda-tanda tersebut, dilakukan penatalaksa-naan medik untuk berusaha mempertahankan kehamilan sedapat mungkin
5. BILA ditemukan tanda yang tidak memungkinkan untuk mempertahankan kehamilan lebih lama (misalnya, pembukaan serviks, ketuban pecah, gawat janin, infeksi) diusahakan untuk menciptakan kondisi yang seoptimal mungkin bagi ibu dan janin, kemudian dilakukan terminasi kehamilan.
G.1. Prinsip usaha pencegahan partus prematurus (= usaha mempertahankan kehamilan sedapat mungkin sampai usia kehamilan aterm) :
1. edukasi pasien untuk pemeriksaan dan perawatan antenatal yang baik dan teratur
2. menjelaskan faktor-faktor risiko kehamilan dan persalinan
3. menjelaskan tanda / gejala yang merupakan pertanda bahaya yang HARUS diketahui pasien, supaya pasien dapat langsung mencari pertolongan ke rumah sakit (kontraksi / mules, keluar cairan / lendir / darah, demam, pusing, dan sebagainya)
4. BILA terjadi tanda-tanda tersebut, dilakukan penatalaksa-naan medik untuk berusaha mempertahankan kehamilan sedapat mungkin
5. BILA ditemukan tanda yang tidak memungkinkan untuk mempertahankan kehamilan lebih lama (misalnya, pembukaan serviks, ketuban pecah, gawat janin, infeksi) diusahakan untuk menciptakan kondisi yang seoptimal mungkin bagi ibu dan janin, kemudian dilakukan terminasi kehamilan.
G.2.Secara teknis kebidanan persalinan preterm dapat dicegah melalui hal –
hal sebagai berikut :
Hal – hal yang dapat dicegah :
1. Menurunkan atau mengobati
Anak terlalu rapat dicegah dengan kontrasepsi.
2. Pekerjaan sewaktu harus diistirahatkan dan jangan terlalu berat.
3. Bila dijumpai partus prematurus habitualis diperiksa WR dan VDRL bila hamil banyak istirahat atau dirawat.
Hal – hal yang dapat dicegah :
1. Menurunkan atau mengobati
Anak terlalu rapat dicegah dengan kontrasepsi.
2. Pekerjaan sewaktu harus diistirahatkan dan jangan terlalu berat.
3. Bila dijumpai partus prematurus habitualis diperiksa WR dan VDRL bila hamil banyak istirahat atau dirawat.
G.3. Hal – hal yang tidak dapat dicegah :
1. Kausa ignota (sebab yang tidak diketahui).
2. Vaktor Ovum.
3. Tempat insersi plasenta.
4. Insersi tali pusat.
5. Plasenta previa.
6. Congenital anomaly.
7. Hamil ganda.
8. Suku bangsa.
9. Hidrorea / Hydrorrhoe (pengeluaran cairan dari vagina selama kehamilan) ( Mochtar, 1998 : 220 ).http://medic-care.blogspot.com
1. Kausa ignota (sebab yang tidak diketahui).
2. Vaktor Ovum.
3. Tempat insersi plasenta.
4. Insersi tali pusat.
5. Plasenta previa.
6. Congenital anomaly.
7. Hamil ganda.
8. Suku bangsa.
9. Hidrorea / Hydrorrhoe (pengeluaran cairan dari vagina selama kehamilan) ( Mochtar, 1998 : 220 ).http://medic-care.blogspot.com
.1.
Mochtar, D. 1998. Persalinan Premature dalam Sinopsis
Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi 2ndeds. EGC. Jakarta
2.Prawiroharjo, Sarwono.2003. Ilmu
Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
3.Manuaba, Ida Bagus Gede. 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta. Arcan
3.Manuaba, Ida Bagus Gede. 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta. Arcan
4.Varney, Helen Dkk.2007, Buku Ajar Asuhan
Kebidanan ed.4 vo1. Jakarta.EGC
7. http://zhafiradokter.multiply.com/journal)
ASUHAN KEBIDANAN TEORI
IBU G1 P00000 hamil 28 minggu I/T/H Inpartu kala 1 Fase Latent
Dengan kehamilan PreTerm
1. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
- Biodata istri suami
Nama : :
Umur : < 16 dan > 35 tahun :
Agama : :
Suku : :
Pendidikan : :
Pekerjaan : :
Alamat : :
- Keluhan utama
Ibu hamil >5-8 bulan, merasakan kenceng-kenceng
serta mengeluarkan lendir dan darah. Nyeri dari punggung menjalar keperut.
- Riwayat kesehatan sekarang
Ibu
mengatakan tidak/sedang menderita penyakit menular (HIVAIDS,Hepatitis,TBC paru)
menurun (hipertensi,DM, )dan penyakit sitemik jantung atau paru, anemia (ibu
mengeluh cepat lelah dan sering pusing)
- Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan tidak/pernah menderita penyakit
menular (HIVAIDS,Hepatitis,TBC paru) menurun (hipertensi,DM, )dan penyakit
sitemik jantung atau paru.
- Riwayat kesehatan keluarga
Ibu
mengatakan dalam keluarga baik dari pihak ibu maupun ayah tidak ada/sedang
menderita penyakit menular(HIVAIDS,Hepatitis,TBC paru) menurun (hipertensi,DM,
)dan penyakit sitemik jantung atau paru.
6 Riwayat menstruasi
Menarche
:
Siklus :
Lama :
Dismenorhea : nyeri menstruasi
seperti kram
Flour albus :
HPHT/TP : TP > 20 mgg , tp < 37 mgg
7 .Status perkawinan
Umur nikah
: < 16 tahun atau > 37 tahun
Lama :
Nikah ke :
Status pernikahan :
8. Riwayat Obstetri
Kehamilan
|
Persalinan
|
Bayi
|
Nifas
|
|||||||||||
Hml
ke
|
UK
|
Komp
|
jenis
|
penol
|
tempat
|
komp
|
sex
|
Bb/tb
|
h/m
|
t/g
|
umur
|
lac
|
KB
|
komp
|
Hamil ini
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9.
Riwayat Kehamilan Sekarang
Mulai
periksa : UK....
Tempat :...........Pemeriksa......
No
|
UK
|
keluhan
|
Frek periksa
|
Obat yg diterima
|
HE
|
1
|
3-9 bl
|
Trim 1
Trim 2
Trim 3 (>20minggu -36 minggu)
Perut sering sakit
|
1x
1x
2x
|
Fe, kalk, vit
Imunisasi
|
Gisi, hyegen
|
10.
Riwayat Persalinan Sekarang
Ibu mengatakan nyeri perut ke pinggang,
keluar cairan lendir dan darah dari kemaluannya sejak jam...tanggal...
11.
Riwayat KB
-
12.
Pola Kegiatan Sehari-hari
Pola
|
Sebelum hamil
|
Selama hamil
|
1. Nutrisi
-
Makan
-
Minum
2. Eliminasi
-BAK
-BAB
3. Istirahat
-
Siang
-
Malam
4.Personal hyegen
-
Mandi
-Gosok
gigi
-Cuci
rambut
- Potong
kuku
5. Aktifitas
|
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
|
Dbn
Sering kencing
Normal –terkadang ada konstipasi
Dbn
dbn
|
13.
Kebiasan yang mengganggu kesehatan
(merokok,
minum-minumam keras, obat-obatan terlarang dll)
14.
Riwayat Psikososiospiritual
Sikap
suami dan keluarga cemas menghadapi persalinan ini
Status
ekonomi :
Pengambil
keputusan dalam keluarga :
B.
Data obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum
Kesadaran
TB : cm BB : kg
TD : mmHg N :
x/mnt S : ‘c
RR :
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : dbn
Mata : dbn
Muka : dbn
Mulut : dbn
Leher : dbn
Dada : dbn
Abdomen :
pembesaran perut memanJang
Palpasi =
L1 = TFU 3 jari dibawah pusat pertengahan
px-pusat
(TFU 17,5 – 28 cm)
L2 = Teraba keras ,
memanjangdi bagian kanan/kiri ,
teraba bagian kecil di kanan / kiri.
L3 = Bagian terbawah
terasa keras , bundar dan
Melenting (kepala),sudah
masuk PAP
L4
= Sebagian besar kepala sudah masuk pap >
4/5
bagian
TBJ
= < 2500 gram
Auskultasi : DJJ Normal (120 – 160*/mnt )
His =
< 3x/10’, lama < 20”
Genetalia : V/V : dbn
Blood slim (+)
Anus :
dbn
Ekstremitas : atas dan bawah
dbn
3 . Pemeriksaan Khusus
VT : U/V Tenang.portio lunak,eff
25%,pembukaan Ø3cm
Ket (+),teraba kepala H2 UUK kiri melintang
jam 09,Moulage O,tidak teraba bagian kecil
disamping kepala.
4. Pemeriksaan penunjang
- pemeriksaan HB
- Pemeriksaan USG
Hasil USG : usia hamil …Minggu
Janin dengan presentasi kepala
Inplantasi plasenta fundus sisi lateral
DJJ normal (120-160 x/mnt)
Cairan ketuban banyak >1500 cc
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/Masalah
Dx : Ibu
G 1 P00000 hamil 28 minggu I/T/H inpartu kala 1 fase
Latent dengan
kehamilan Pre Term
DS
: Ibu mengatakan hamil anak sedang hamil 5-8 bulan
HPHT :
TP =
: >20 mgg, <36 mgg
Ibu mengatakan kenceng-kenceng dari
perut ke pinggang
mengeluarkan lendir dan darah sejak jam…Tgl ;...........
DO
: Abdomen : pembesaran
perut memanJang
Palpasi =
L1
= TFU 3 jari dibawah pusat pertengahan px-pusat
(TFU 17,5 – 28 cm)
L2 = Teraba keras ,
memanjangdi bagian kanan/kiri ,
teraba
bagian kecil di kanan / kiri.
L3 = Bagian terbawah
terasa keras , bundar dan
Melenting (kepala),sudah masuk PAP
L4 = Sebagian
besar kepala sudah masuk pap > 4/5
bagian
TBJ =
< 2500 gram
Auskultasi : DJJ Normal (120 – 160*/mnt )
His = < 3x/10’, lama < 20”
Genetalia
: V/V : dbn Blood slim (+)
.Pemeriksaan Khusus
VT: U/V Tenang.portio lunak,eff 25%,pembukaan Ø3cm
Ket
(+),teraba kepala H2 UUK kiri melintang
jam
09,Moulage O,tidak teraba bagian kecil disamping kepala.
. Pemeriksaan penunjang
- pemeriksaan HB
- Pemeriksaan USG
Hasil USG : usia hamil …Minggu
Janin dengan presentasi kepala
Inplantasi plasenta fundus sisi lateral
DJJ normal (120-160 x/mnt)
Cairan ketuban banyak >1500 cc
III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
1.
Asfiksia neoratorum
2.
Infeksi neonatorum
3.
Hipoglikemi pada bayi
4.
Hipotemi pada bayi
5.
HPP
6.
IV. ANTISIPASI KEBUTUHAN SEGERA
Rujuk ke RS
V. INTERVENSI
1.
Beritahu ibu tentang keadaannya dan keadaan janinnya
R/
Ibu lebih mengerti dan kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan
2. Beri
infom concent tentang keputusan merujuk
R/
persetujuan atas tindakan atas ibu hamil
3. Observasi CHPB
R/ Deteksi
kesejahteraan janin dan kemajuan persalinan
4.Observasi tanda-tanda vital ibu
R/ Sebagai parameter tubuh jika ada
penyimpangan segera diketahui
5.
Ajari ibu teknik destraksi dan relaksasi
R/mengurangi rasa
nyeri
6.
Rujuk dengan BAKSOKU
R/
mendapat penanganan yang cepat dan tepat di pelayanan yang lebih
Tinggi
VI.Implementasi
Tgl
: ................. Jam : ......................
Sesuai
dengan intervensi yang direncanakan
VII. EVALUASI
S : Ibu dan keluarga mengatakan bersedia
dirujuk
O : kondisi ibu dan bayi baik
merujukan dengan baksoku
A : Ibu G1P00000 hamil 28 mg I/T/H inpartu, kala
I fase latent dengan kehamilan Pre Term
P : Pemantauan ibu dan bayi setelah pulang dari
RS
-
perawatan ibu nifas rt
-
kunjungan neonatal rt