1.
A.Defenisi
Kehamilan letak sungsang yaitu janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong bagian bawah kavum uteri (Prawiroharjo, Sarwono 1999)
Kehamilan letak sungsang yaitu janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong bagian bawah kavum uteri (Prawiroharjo, Sarwono 1999)
2.
Letak
sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian terendah (presentasi
bokong),(obstetri patologi ,1984:169)
B.Klasifikasi
1.
Letak
bokong murni (Fank Breech)
Letak bokong dengan kedua tunkai terangkat keatas
Letak bokong dengan kedua tunkai terangkat keatas
2.
Letak
sungsang sempurna (Campliete Breech)
Letak bokong dimana kaki ada disamping bokong (Letak bokong sempurna atau lipat kijang).
Letak bokong dimana kaki ada disamping bokong (Letak bokong sempurna atau lipat kijang).
3.
Letak sungsang sempurna (Incomplite Breech)
Letak sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut, terdiri dari :
Kedua kaki : letak kaki sempurna (24%)
Satu kaki : letak kaki tidak sempurna
Kedua lutut : letak lutut sempurna (1%)
Satu lutut : letak lutut tidak sempurna
(Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obsetri jilid 1 edisi 2, 1998)
Sikap Bidan Dalam
Mengahadapi Letak Sungsang
Bidan yang menghadapi kehamilan dan persalinan letak sungsang sebaiknya
Letak sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut, terdiri dari :
Kedua kaki : letak kaki sempurna (24%)
Satu kaki : letak kaki tidak sempurna
Kedua lutut : letak lutut sempurna (1%)
Satu lutut : letak lutut tidak sempurna
(Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obsetri jilid 1 edisi 2, 1998)
C.Diagnosa
1
Anamnesa
Kehamilan terasa penuh dibagian atas dan gerakan terasa lebih banyak dibagian bawah.
2 Pemeriksaan luar
Dibagian bawah uterus tidak teraba kepala, balotemen negative, teraba kepala dibagian fundus uteri, denyut jantung janin ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi dari pada umbilikus
3 Pemeriksaan dalam
Setelah ketuban pecah teraba cakrum, kedua tuberalitas iskit, dan anus, bila teraba bagian kecil bedakan apakah kaki atau tangan
(FKUI, Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 edisi 3, 1999)
4 Pemeriksaan foto rongen
Bayangan kepala difundus
(Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obsetri jilid 1 edisi 2, 1998)
Kehamilan terasa penuh dibagian atas dan gerakan terasa lebih banyak dibagian bawah.
2 Pemeriksaan luar
Dibagian bawah uterus tidak teraba kepala, balotemen negative, teraba kepala dibagian fundus uteri, denyut jantung janin ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi dari pada umbilikus
3 Pemeriksaan dalam
Setelah ketuban pecah teraba cakrum, kedua tuberalitas iskit, dan anus, bila teraba bagian kecil bedakan apakah kaki atau tangan
(FKUI, Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 edisi 3, 1999)
4 Pemeriksaan foto rongen
Bayangan kepala difundus
(Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obsetri jilid 1 edisi 2, 1998)
C.Diagnosa
1
Anamnesa
Kehamilan terasa penuh dibagian atas dan gerakan terasa lebih banyak dibagian bawah.
2 Pemeriksaan luar
Dibagian bawah uterus tidak teraba kepala, balotemen negative, teraba kepala dibagian fundus uteri, denyut jantung janin ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi dari pada umbilikus
3 Pemeriksaan dalam
Setelah ketuban pecah teraba cakrum, kedua tuberalitas iskit, dan anus, bila teraba bagian kecil bedakan apakah kaki atau tangan
(FKUI, Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 edisi 3, 1999)
4 Pemeriksaan foto rongen
Bayangan kepala difundus
(Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obsetri jilid 1 edisi 2, 1998)
Kehamilan terasa penuh dibagian atas dan gerakan terasa lebih banyak dibagian bawah.
2 Pemeriksaan luar
Dibagian bawah uterus tidak teraba kepala, balotemen negative, teraba kepala dibagian fundus uteri, denyut jantung janin ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi dari pada umbilikus
3 Pemeriksaan dalam
Setelah ketuban pecah teraba cakrum, kedua tuberalitas iskit, dan anus, bila teraba bagian kecil bedakan apakah kaki atau tangan
(FKUI, Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 edisi 3, 1999)
4 Pemeriksaan foto rongen
Bayangan kepala difundus
(Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obsetri jilid 1 edisi 2, 1998)
D. Etiologi / Penyebab Letak
Sungsang
1 faktor
dari Ibu
a. Keadaan rahim
- Rahim arkuatus
- Setum pada rahim
- Uterus Dupletis
- Mioma bersama kehamilan
a. Keadaan rahim
- Rahim arkuatus
- Setum pada rahim
- Uterus Dupletis
- Mioma bersama kehamilan
b.
Keadaan plasenta
- Plasenta retak rendah
- Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
- Kesempitan panggul
- Diformitas tulang panggul
- Terdapat tumor yang menghalangi jalan lahir dan perputaran keposisi kepala
- Plasenta retak rendah
- Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
- Kesempitan panggul
- Diformitas tulang panggul
- Terdapat tumor yang menghalangi jalan lahir dan perputaran keposisi kepala
D. Etiologi / Penyebab Letak
Sungsang
1 faktor
dari Ibu
a. Keadaan rahim
- Rahim arkuatus
- Setum pada rahim
- Uterus Dupletis
- Mioma bersama kehamilan
a. Keadaan rahim
- Rahim arkuatus
- Setum pada rahim
- Uterus Dupletis
- Mioma bersama kehamilan
b.
Keadaan plasenta
- Plasenta retak rendah
- Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
- Kesempitan panggul
- Diformitas tulang panggul
- Terdapat tumor yang menghalangi jalan lahir dan perputaran keposisi kepala
- Plasenta retak rendah
- Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
- Kesempitan panggul
- Diformitas tulang panggul
- Terdapat tumor yang menghalangi jalan lahir dan perputaran keposisi kepala
2 Faktor
dari janin
Pada janin terdapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang
- Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
- Hidrosefalus atau Anensefalus
- Kehamilan kembar
- Hidramneon atau Oligohidramneon
- Prematuritas
(Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, 1998)
Pada janin terdapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang
- Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
- Hidrosefalus atau Anensefalus
- Kehamilan kembar
- Hidramneon atau Oligohidramneon
- Prematuritas
(Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, 1998)
E.Mekanisme Persalinan Letak sungsang Fisiologis
Bokong
masuk PAP dapat melintang atau miring mengikuti jalan lahir dan melakukan putar
paksi dalam sehingga trachcanter depan berada dibawah simpesis dengan
trachcenter depan sebagai hipamoklion, akan lahir trachcenter belakang, dan
selanjunya seluruh bokong lahir, sementara itu bahu memasuki jalan lahir dan
mengikuti jalan lahir untuk melakukan putar paksi dalam sehingga bahu depan
berada dibawah simpisis, dengan bahu depan sebagai hipomoklion akan lahir bahu
belakang bersama dengan tangan belakang, diikuti kelahiran bahu depan dan
tangan depan.
Bersamaan dengan kelahiran bahu, kepala bayi memasuki jalan lahir dapat melintang atau miring, serta melakukan putar paksi dalam sehingga sub occiput berada dibawah simpisis, sub occiput menjadi hipomoklion, berturut-turut akan lahir dagu, mulut, hidnug, muka kepala dan seluruhnya.
Persalinan kepala yang mempunyai terbatas sekitar 8 menit, setelah bokong lahir melampaui batas 8 menit dapat menimbulkan kesakitan atau kematian pada bayi.
(Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, 1998)
Bersamaan dengan kelahiran bahu, kepala bayi memasuki jalan lahir dapat melintang atau miring, serta melakukan putar paksi dalam sehingga sub occiput berada dibawah simpisis, sub occiput menjadi hipomoklion, berturut-turut akan lahir dagu, mulut, hidnug, muka kepala dan seluruhnya.
Persalinan kepala yang mempunyai terbatas sekitar 8 menit, setelah bokong lahir melampaui batas 8 menit dapat menimbulkan kesakitan atau kematian pada bayi.
(Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, 1998)
PENATALAKSANAAN
Bidan yang menghadapi kehamilan dan persalinan letak sungsang sebaiknya
A. Sikap
sewaktu hamil
Kerena kita tahu bahwa prognosa bagi anak tidak begitu baik, maka usahakan merubah letak janin dengan versi luar (sekarang tidak dilakukan)
Tujuannya adalah untuk merubah letak menjadi letak kepala hal ini dilakukan pada primi dengan kehamilan 34 minggu, mulai dengan usia kehamilan 36 minggu dan tidak ada panggul sempit, gemili atau plasenta previa.
Teknik :
Kerena kita tahu bahwa prognosa bagi anak tidak begitu baik, maka usahakan merubah letak janin dengan versi luar (sekarang tidak dilakukan)
Tujuannya adalah untuk merubah letak menjadi letak kepala hal ini dilakukan pada primi dengan kehamilan 34 minggu, mulai dengan usia kehamilan 36 minggu dan tidak ada panggul sempit, gemili atau plasenta previa.
Teknik :
- Lebih dahulu bokong dilepaskan dari PAP dan ibu berada dalam posisi Trendelm Burg
- Tangan kiri letakkan dikepala dan tangan kanan pada bokong
- Putar ke arah muka atau perut janin
- Lalu putar tangan kiri diletakkan dibokong dan tangan kanan dikepala
- Setelah berhasil pasang gurita, observasi TTV, DDJ serta keluhan pasien
Melakukan rujukan
- Ke puskesmas, dokter keluarga atau dokter ahli untuk mendapatkan petunjuk kepastian dalam menghadapi proses lahir
- Bila ada kesempatan, melakukan rujukan kerumah sakit untuk mendapatkan pertolongan persalinan yang optimal
- Bila terpaksa, melakukan pertolongan persalinan letak sungsang sebaiknya bersama dokter
- Klien harus diberikan KIE dan motifasi serta melakukan perjanjian tertulis dalam bentuk Informet consent
B. Penatalaksanaan intrapartum
Pemeriksaan
- Pasien harus dirawat di RS bila terdapat tanda persalinan atau terjadi ketuban pecah ( dikhawatirkan terjadi prolapsus talipusat)
- Di RS dilakukan pemeriksaan USG ulangan untuk memastikan jenis persalinan sungsang – fleksi kepala janin – kelainan kongenital.
- Lakukan anamnesa dan pemeriksaan untuk menentukan keadaan ibu dan anak.
- Tentukan cara persalinan yang dipilih.
- Pemantauan kesehatan janin selama persalinan, bila mungkin lakukan pemantauan detik jantung janin secara terus menerus ( electronic fetal heart rate monitoring)
C. Persalinan
Penentuan
cara persalinan adalah sangat individual, kriteria pada tabel dibawah dapat
digunakan untuk menentukan cara persalinan per vaginam atau per abdominal (
sectio caesar ) :
1. Persalinan
pervaginam
Dokter yang akan menolong persalinan sungsang
pervaginam perlu menguasai maneuver dalam persalinan sungsang pervaginam dan
hendaknya didampingi oleh
3 orang
asisten : (1) ahli obstetri yang berpengalaman (2) ahli anak yang mampu
memberikan pertolongan resusitasi (3) anaesthesiolog yang dibutuhkan untuk
memberikan kenyamanan pada ibu bersalin.
PERSALINAN
PERVAGINAM
Mekanisme
persalinan sungsang pervaginam berlangsung melalui “seven cardinal
movement” yang terjadi pada masing-masing tahapan persalinan sungsang
pervaginam:
- Persalinan Bokong
- Persalinan Bahu
- Persalinan Kepala
PENATALAKSANAAN PERSALINAN
Selama
proses persalinan, resiko ibu dan anak jauh lebih besar dibandingkan persalinan
pervaginam
pada presentasi belakang kepala.
- Pada saat masuk kamar bersalin perlu dilakukan penilaian secara cepat dan cermat mengenai : keadaan selaput ketuban, fase persalinan, kondisi janin serta keadaan umum ibu.
- Dilakukan pengamatan cermat pada DJJ dan kualitas his dan kemajuan persalinan.
- Persiapan tenaga penolong persalinan – asisten penolong persalinan - dokter anak dan ahli anaesthesi.
Persalinan
spontan pervaginam (spontan Bracht) terdiri dari 3 tahapan :
Fase lambat pertama:
- Mulai dari lahirnya bokong sampai umbilikus
- Disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak perlu ditangani secara tergesa-gesa mengingat tidak ada bahaya pada ibu dan anak yang mungkin terjadi.
- Pada fase ini, penolong bersikap pasif menunggu jalannya persalinan.
Fase cepat:
Disebut
fase cepat oleh karena tahapan ini harus terselesaikan dalam 1 – 2 kali
kontraksi uterus (karena dalam waktu < 8 menit sekitar ) fase ini harus
sudah berakhir.
Tahapan
persalinan dari umbilikus sampai mulut.
Pada
fase ini, kepala janin masuk panggul sehingga terjadi oklusi pembuluh darah
talipusat antara kepala dengan tulang panggul sehingga sirkulasi uteroplasenta
terganggu.
Pada
fase ini, talipusat berada diantara kepala janin dengan PAP sehingga dapat
menyebabkan terjadinya asfiksia janin dalam waktu 8 menit jika janin belum
lahir).
- Mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala.
- Fase ini disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak boleh dilakukan secara tergesa-gesa untuk menghidari dekompresi kepala yang terlampau cepat yang dapat menyebabkan perdarahan intrakranial.
I. Tehnik pertolongan sungsang
spontan pervaginam (spontan BRACHT )
- Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan penampang sekitar 5 cm.
- Suntikkan 5 unit oksitosin i.m dengan tujuan bahwa dengan 1–2 his berikutnya fase cepat dalam persalinan sungsang spontan pervaginam akan terselesaikan.
- Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh kain setengah basah, bokong janin dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada pada bagian belakang pangkal paha dan empat jari-jari lain berada pada bokong janin .
- Pada saat ibu meneran, dilakukan gerakan mengarahkan punggung anak ke perut ibu ( gerak hiperlordosis )sampai kedua kaki anak lahir .
- Setelah kaki lahir, pegangan dirubah sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari sekarang berada pada lipatan paha bagian belakang dan ke empat jari-jari berada pada pinggang janin .
- Dengan pegangan tersebut, dilakukan gerakan hiperlordosis dilanjutkan ( gerak mendekatkan bokong anak pada perut ibu ) sedikit kearah kiri atau kearah kanan sesuai dengan posisi punggung anak.
- Gerakan hiperlordosis tersebut terus dilakukan sampai akhirnya lahir mulut-hidung-dahi dan seluruh kepala anak.
- Pada saat melahirkan kepala, asisten melakukan tekanan suprasimfisis searah jalan lahir dengan tujuan untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin
- Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya dilakukan seperti pada persalinan
Terdiri dari 3 tahapan :
- Bokong sampai umbilikus lahir secara spontan (pada frank breech).
- Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh penolong.
- Persalinan kepala dibantu oleh penolong.
- Pegangan pada panggul anak sedemikian rupa sehingga ibu jari penolong berdampingan pada os sacrum dengan kedua jari telunjuk pada krista iliaka anterior superior ; ibu jari pada sakrum sedangkan jari-jari lain berada didepan pangkal paha .
- Dilakukan traksi curam kebawah sampai menemui rintangan (hambatan) jalan lahir.
- Selanjutnya bahu dapat dilahirkan dengan menggunakan salah satu dari cara-cara berikut:
- Lovset.
- Klasik.
- Müller.
1.
Persalinan bahu dengan cara LOVSET.
Prinsip
:
Memutar
badan janin setengah lingkaran (1800) searah dan berlawanan arah
jarum jam sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu yang semula
dibelakang akan lahir didepan (dibawah simfsis) Hal
tersebut dapat terjadi oleh karena :
- Adanya inklinasi panggul (sudut antara pintu atas panggul dengan sumbu panggul)
- Adanya lengkungan jalan lahir dimana dinding sebelah depan lebih panjang dibanding lengkungan dinding sacrum disebelah belakang
- Sehingga setiap saat bahu posterior akan berada pada posisi lebih rendah dibandingkan posisi bahu anterior
Keuntungan
persalinan bahu dengan cara Lovset :
- Tehnik sederhana.
- Hampir selalu dapat dikerjakan tanpa melihat posisi lengan janin.
- Kemungkinan infeksi intrauterin minimal.
2.
Persalinan bahu dengan cara KLASIK
- Disebut pula sebagai tehnik DEVENTER.
- Melahirkan lengan belakang dahulu dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah simfisis.
- Dipilih bila bahu tersangkut di pintu atas panggul.
Prinsip
:
Melahirkan
lengan belakang lebih dulu (oleh karena ruangan panggul sebelah
belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang panggul sebelah depan) dan
kemudian melahirkan lengan depan dibawah arcus pubis
- Kedua pergelangan kaki dipegang dengan ujung jari tangan kanan penolong berada diantara kedua pergelangan kaki anak , kemudian di elevasi sejauh mungkin dengan gerakan mendekatkan perut anak pada perut ibu.
- Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir, jari tengan dan telunjuk tangan kiri menyelusuri bahu sampai menemukan fosa cubiti dan kemudian dengan gerakan “mengusap muka janin ”, lengan posterior bawah bagian anak dilahirkan.
- Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin diubah.
- Dengan tangan kanan penolong, pergelangan kaki janin dipegang dan sambil dilakukan traksi curam bawah melakukan gerakan seolah “mendekatkan punggung janin pada punggung ibu” dan kemudian lengan depan dilahirkan dengan cara yang sama.
- Bila dengan cara tersebut pada no 3 diatas lengan depan sulit untuk dilahirkan, maka lengan tersebut diubah menjadi lengan belakang dengan cara:
- Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicekap dengan kedua tangan penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong terletak dipunggung anak dan sejajar dengan sumbu badan janin ; sedangkan jari-jari lain didepan dada.
- Dilakukan pemutaran tubuh anak kearah perut dan dada anak sehingga lengan depan menjadi terletak dibelakang dan dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada no 2
Keuntungan
: Umumnya selalu dapat dikerjakan pada persalinan bahu
Kerugian
: Masuknya tangan kedalam jalan lahir meningkatkan resiko infeksi
3.Persalinan bahu dengan cara MUELLER
Melahirkan
bahu dan lengan depan lebih dahulu dibawah simfisis melalui ekstraksi ;disusul
melahirkan lengan belakang di belakang (depan sacrum )
Dipilih
bila bahu tersangkut di Pintu Bawah Panggul
Tehnik
pertolongan persalinan bahu cara MUELLER:
- Dengan cara pegangan tersebut, dilakukan traksi curam bawah pada tubuh janin sampai bahu depan lahir . dibawah arcus pubis dan selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan depan bagian bawah.
- Bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik”.
- Setelah bahu dan lengan depan lahir, pergelangan kaki dicekap dengan tangan kanan dan dilakukan elevasi serta traksi keatas ,, traksi dan elevasi sesuai arah tanda panah) sampai bahu belakang lahir dengan sendirinya. Bila tidak dapat lahir dengan sendirinya, dilakukan kaitan untuk melahirkan lengan belakang anak .
Keuntungan
penggunaan tehnik ini adalah oleh karena tangan penolong tidak masuk terlalu
jauh
kedalam jalan lahir maka resiko infeksi berkurang.
4.Melahirkan
LENGAN MENUNJUK.
Nuchal
Arm
Yang
dimaksud dengan keadaan ini adalah bila pada persalinan sungsang, salah satu
lengan anak
berada dibelakang leher dan menunjuk kesatu arah tertentu.
Pada situasi seperti ini, persalinan bahu tidak
dapat terjadi sebelum lengan yang bersangkutan
dirubah menjadi didepan dada.
- Tubuh janin dicekap sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada dipunggung anak sejajar dengan sumbu tubuh anak dan jari-jari lain didepan dada.
- Badan anak diputar 1800 searah dengan menunjuknya lengan yang dibelakang leher sehingga lengan tersebut akan menjadi berada didepan dada (menjadi lengan depan).
- Selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan tehnik persalinan bahu cara klasik
Penanganan dilakukan dengan cara yang sama, perbedaan terletak pada cara
memegang tubuh
anak dimana pada keadaan ini kedua ibu jari penolong berada
didepan dada sementara jari-jari
lain dipunggung janin.
5. Melahirkan
LENGAN MENJUNGKIT
Yang dimaksud dengan lengan menjungkit adalah
suatu keadaan dimana pada persalinan sungsang
pervaginam lengan anak lurus
disamping kepala. Keadaan ini menyulitkan terjadinya persalinan
spontan
pervaginam.Cara terbaik untuk mengatasi keadaan ini adalah melahirkan lengan
anak
Bila terjadi kemacetan
bahu dan lengan saat melakukan pertolongan persalinan sungsang secara spontan
(Bracht), lakukan pemeriksaan lanjut untuk memastikan bahwa kemacetan tersebut
tidak disebabkan oleh lengan yang menjungkit.
PERSALINAN KEPALA
Pertolongan untuk melahirkan
kepala pada presentasi sungsang dapat dilakukan dengan berbagai cara :
- Cara MOURICEAU
- Cara PRAGUE TERBALIK
- Cara Desnoo
- cara wignand martin-winckel
- Cara Naujoks
- Dengan ekstraksi Forsep
1. Cara MOURICEAU (
Viet – Smellie)
Dengan tangan penolong yang sesuai
dengan arah menghadapnya muka janin, jari tengah
dimasukkan kedalam mulut janin
dan jari telunjuk serta jari manis diletakkan pada fosa canina.
- Tubuh anak diletakkan diatas lengan anak, seolah anak “menunggang kuda”.
- Belakang leher anak dicekap diantara jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain.
- Assisten membantu dengan melakukan tekanan pada daerah suprasimfisis untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin.
- Traksi curam bawah terutama dilakukan oleh tangan yang dileher.
2. Cara PRAGUE TERBALIK
Dilakukan
bila occiput dibelakang (dekat dengan sacrum) dan muka janin menghadap
simfisis.
1.
Satu
tangan mencekap leher dari sebelah belakang dan punggung anak diletakkan diatas
telapak tangan tersebut.
2.
Tangan
penolong lain memegang pergelangan kaki dan kemudian di elevasi keatas sambil
melakukan traksi pada bahu janin sedemikian rupa sehingga perut anak mendekati
perut ibu.Dengan larynx sebagai hypomochlion kepala anak dilahirkan.
3. Cara Desnoo
Tangan
kiri menadahperut dan dada serta 2 jari diletakkan dileher(menunggang
kuda),tangan
kanan menolong menekan diatas simpisis perbedaan dengan mauriceau
adalah tangan tidak
masuk vagina
4. Cara wignand Martin-Winckel
Satu
tangan kiri dalam jalan lahir dengan telunjuk dalam mulut janin sedang jari
tengah dan ibu
jari pada rahang bawah,tangan lain menekan diatas
simfisis/fundus
5. Cara Naujoks
Satu
tangan memegang leher dari depan,tangan lain memegang leher pada bahu,janin
kebawah
dengan bantuan dorongan simfisis dari atas.
6.
Dengan ekstraksi Forsep
Cara
:
1)
Seluruh
badan bayi dibungkus dengan handuk steril diangkat keatas hingga kepala bayi
mudah dilihat untuk aplikasi forsep.
2)
Daun
Forsep kiri dipasang lebih dulu diikuti daun forsep kanan,kemudian dilakukan
penguncian forsep
3)
Badan
bayi ditunggangkan pada gagang forsep.
4)
Dilakukan
tarikan curam kebawah sehingga berturut turut lahir dagu mulut dan hidung.
5)
Mata
dan dahi diikuti seluruh kepala bayi.
6) Setelah bayi lahir diletakkan diatas perut ibu,tali pusat dipotong,lendir
dibersihkan dan selanjutnya dirawat sebagaimana mestinya.
Persalinan
sungsang pervaginam dimana keseluruhan proses persalinan anak dikerjakan
sepenuhnya oleh penolong persalinan.
Jenis ekstraksi total :
- Ekstraksi bokong
- Ekstraksi kaki
1. EKSTRAKSI BOKONG
Tindakan
ini dikerjakan pada letak bokong murni dengan bokong yang sudah berada
didasar
panggul.
Tehnik :
- Jari telunjuk penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan jalan lahir dan diletakkan pada lipat paha depan anak. Dengan jari tersebut, lipat paha dikait. Untuk memperkuat kaitan tersebut, tangan lain penolong mencekap pergelangan tangan yang melakukan kaitan dan ikut melakuka traksi kebawah .
- Untuk memperkuat traksi bokong, dilakukan traksi dengan menggunakan kedua tangan seperti terlihat pada gambar.
- Bila dengan traksi tersebut trochanter depan sudah terlihat dibawah arcus pubis, jari telunjuk tangan lain segera mengait lipat paha belakang dan secara serentak melakukan traksi lebih lanjut untuk melahirkan bokong
- Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik” dan janin dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada ekstraksi bokong parsialis.
2.EKSTRAKSI KAKI
1.
Setelah persiapan selesai,
tangan penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan
secara
obstetris kedalam jalan lahir, sedangkan tangan lain membuka labia.
2. Tangan yang didalam mencari
kaki dengan menyelusuri bokong – pangkal paha sampai
belakang lutut (fosa
poplitea) dan
3.
kemudian melakukan fleksi dan
abduksi paha janin sehingga sendi lutut menjadi fleksi.
4. Tangan yang diluar (dekat dibagian fundus uteri)
mendekatkan kaki janin untuk
mempermudah tindakan mencari kaki janin tersebut
diatas .
5. Setelah lutut fleksi, pergelangan kaki anak
dipegang diantara jari ke II dan III dan dituntun
keluar dari vagina .
Rangkaian
langkah mencari dan menurunkan kaki pada persalinan sungsang (maneuver Pinard)
1.
Kedua
tangan penolong memegang betis anak dengan meletakkan kedua ibu jari dibelakang
betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-jari lain didepan tulang kering.
Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam bawah pada kaki sampai pangkal
paha lahir
2. Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin
dengan kedua ibu jari dibelakang paha pada sejajar sumbu panjangnya dan jari
lain didepan paha. Dengan pegangan ini pangkal paha ditarik curam bawah sampai trochanter
depan lahir
3. Kemudian
dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha untuk melahirkan trochanter
belakang sehingga akhirnya seluruh bokong lahir.
4 Setelah
bokong lahir, dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan traksi curam dan
selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan bahu dan lengan serta kepala seperti
yang sudah dijelaskan.
Persalinan
sungsang perabdominal dengan SC saat ini lebih sering dilakukan. Ahli obstetri
yang
memilih persalinan dengan SC umumnya dengan alasan :
1)
Cedera
persalinan sungsang perabdominal lebih rendah dibandingkan persalinan
pervaginam.
2)
Banyak
pasangan yang mempunyai pandangan “anak sedikit” dan membutuhkan anak yang
“perfect” sehingga memilih persalinan sungsang perabdominal.
3)
30 – 40% trial of labor pada
persalinan sungsang berakhir dengan persalinan SC.
4)
SC
adalah operasi yang “aman”.
Persalinan
dengan Sectio Caesar
Jenis
insisi SBR yang dipilih pada saat SC sangat penting. Bila SBR sudah terbentuk
dengan baik
maka dengan insisi melintang pada SBR, persalinan sungsang dapat
diselesaikan tanpa banyak
kesulitan
Pada kehamilan prematur dan pasien yang
belum inpartu atau pada beberapa kelainan letak lain,
SBR cukup sempit sehingga
sebaiknya dilakukan insisi vertikal untuk menghindari cedera
persalinan yang
lebih luas [cedera pada vesika urinaria ].
PROGNOSIS
- Dibandingkan persalinan pervaginam pada presentasi belakang kepala, morbiditas dan mortalitas ibu dan atau anak pada persalinan sungsang pervaginam lebih besar.
- Prognosa lebih buruk oleh karena:
- Perkiraan besar anak sulit ditentukan sehingga sulit diantisipasi terjadinya peristiwa “after coming head"
- Kemungkinan ruptura perinei totalis lebih sering terjadi
Morbiditas maternal : lebih tingginya frekuensi persalinan operatif pada presentasi
sungsang termasuk sectio caesar menyebabkan peningkatan morbiditas ibu a.l :
1.
Morbiditas infeksi.
2.
Ruptura uteri.
3.
Laserasi servik.
4.
Atonia
uteri akibat penggunaan analgesi sehingga terjadi perdarahan pasca persalinan.
Morbiditas dan mortalitas perinatal : lebih tinggi
dibandingkan pada presentasi
belakang kepala (vertex).
Trauma
persalinan :
Fraktura humerus dan klavikula. Cedera pada muskulus sternocleiodomastoideus.
Sebab
kematian anak:
Talipusat terjepit saat fase cepat.
Perdarahan intrakranial akibat
dekompresi mendadak waktu melahirkan kepala anak
pada fase lambat kedua.
Trauma collumna vertebralis.
Prolapsus talipusat.
Gan akibat cedera pada pleksus
brachialis saat melahirkan bahu.
Mortalitas perinatal terutama
akibat :
Persalinan preterm.
Asfiksia intrapartum ( janin sudah berusaha bernafas saat
kepala masih berada
dalam jalan lahir oleh karena sebagian besar tubuh
janin sudah berada diluar
jalan lahir sehingga menimbulkan refleks
bernafas pada janin)
Kelainan kongenital.
KOMPLIKASI
PERSALINAN SUNGSANG PERVAGINAM
Panggul sempit
Komplikasi ibu
- Perdarahan
- Trauma jalan lahir
- Infeksi
Komplikasi anak
- Sufokasi / aspirasi :
- Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir, terjadi pengecilan rongga uterus yang menyebabkan gangguan sirkulasi dan menimbulkan anoksia. Keadaan ini merangsang untuk bernafas dalam jalan lahir sehingga menyebabkan terjadinya aspirasi.
- Asfiksia :
- Selain hal diatas, anoksia juga disebabkan oleh terjepitnya talipusat pada fase cepat
Panggul sempit
Dilatasi servik belum maksimal (after coming head)
Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat)
Fraktura / dislokasi:
Fraktura humerus
Fraktura klavikula
Fraktura femur
Dislokasi bahu
Paralisa nervus brachialis yang menyebabkan paralisa lengan terjadi akibat tekanan pada
Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat)
Fraktura / dislokasi:
Terjadi
akibat persalinan sungsang secara operatif
Fraktura tulang kepalaFraktura humerus
Fraktura klavikula
Fraktura femur
Dislokasi bahu
Paralisa nervus brachialis yang menyebabkan paralisa lengan terjadi akibat tekanan pada
pleksus brachialis
oleh jari-jari penolong saat melakukan traksi dan juga akibat regangan
pada
leher saat membebaskan lengan.
Alarab M, Regan C,O’Connel MP et al: Singleton vaginal breech delivery at term: still a safe option. Obstet Gynecol 103:407, 2004
Cunningham FG (editorial) : Breech Presentation and Delivery in “William Obstetrics” 22nd ed p 565 - 586, Mc GrawHill Companies, 2005
Jones DL : Abnormal Fetal Presentation in Fundamentals of Obstetric & Gynaecology 7th ed Mosby, London1997.
Martohoesodo S, Hariadi: Distosia karena kelainan letak serta bentuk janin dalam ILMU KEBIDANAN (ed), 3rd ed Jakarta, YBP-SP,1997
Myersough,PR: MunroKerr’s Operative Obstetrics,9th ed, London, Bailliere Tindal,1977
le.co.id/images?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official&um=1&q=MEKANISME+PERSALINAN+LETAK+SUNGSANG&sa=N&start=18&ndsp=18
DAFTAR PUSTAKA
American College of Obstetricians and Gynecologists:
ACOG committee opinion. Mode of term singleton breech delivery. Number
265, December 2001. Alarab M, Regan C,O’Connel MP et al: Singleton vaginal breech delivery at term: still a safe option. Obstet Gynecol 103:407, 2004
Cunningham FG (editorial) : Breech Presentation and Delivery in “William Obstetrics” 22nd ed p 565 - 586, Mc GrawHill Companies, 2005
Jones DL : Abnormal Fetal Presentation in Fundamentals of Obstetric & Gynaecology 7th ed Mosby, London1997.
Martohoesodo S, Hariadi: Distosia karena kelainan letak serta bentuk janin dalam ILMU KEBIDANAN (ed), 3rd ed Jakarta, YBP-SP,1997
Myersough,PR: MunroKerr’s Operative Obstetrics,9th ed, London, Bailliere Tindal,1977
le.co.id/images?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official&um=1&q=MEKANISME+PERSALINAN+LETAK+SUNGSANG&sa=N&start=18&ndsp=18