Sabtu, 30 Juni 2012

MAKANAN BAYI DAN PENGATURAN MENU


MAKANAN BAYI DAN PENGATURAN MENU
DENGAN GIZI SEIMBANG

Bayi memerlukan makanan untuk tumbuh dan berkembang,dimana makanan tersebut harus sesuai dengan usia bayi dan mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi.
Adapun jenis makanan bayi terbagi dua :

*      ASI (air susu ibu) dan PASI (pengganti asi) jika bayi tidak minum asi
*      Makanan pendamping asi(MP ASI)
*       
Asi merupakan makanan utama bayi usia 0 – 6 bulan  dan harus diberikan oleh ibu kepada bayi tanpa diselingi makanan pendamping asi (ASI EKSKLUSIF),Asi mengandung zat gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan.
Setelah berumur 6 bulan, seiring dengan bertambahnya usia dan berat badan , bayi memerlukan zat gizi yang lebih besar  dan itu diperlukan untuk tumbuh dan dan berkembang.Kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dengan pemberian makanan pendamping ASI.
Tujuan pemberian MP ASI :

Ø  Bukan sebagai pengganti asi tapi sebagai pelengkap dan memenuhi kebutuhan bayi.
Ø  Menutupi kekurangan pada asi
Ø  Merupakan proses belajar makan dan menanamkan kebiasaan yang baik


Kriteria Makanan Tambahan Bagi bayi :

  • Memiliki nilai energi dan kandungan protein yang tinggi
  • Memiliki nilai suplementasi yang baik serta mengandung vitamin dan mineral yang cocok
  • Dapat diterima pencernaan bayi dengan baik
  • Harga relatif murah ,padat gizi berasal dari produk lokal.
  • Kandungan serat kasar/bahan lain yang sukar dicerna dalam jumlah sedikit.
  • Makanan Bayi tidakm boleh memiliki sifat Kamba (volume makanan banyak tetapi kandungan gizi rendah)

1.  kecukupan energi

Untuk menghitung angka kecukupan energi individu menggunakan Rumus : AKEI = (129 – 9,4ui + 0,62 ui2 ) (Bi)
ket :
*                  AKEI = angka kecukupan energi individu bayi pada umur Ui (kkal/orang/hari)
*                  Ui = umur bayi (bulan)
*                  Bi = berat badan bayi pada umur Ui (kg)


2.            Kecukupan Protein

N0
umur bayi (bulan)
Keb protein(gr pst/kg bb by)
1
0-3 bulan
2,10
2
3-6 bulan
1,86
3.    
6-9 bulan
1,48
4.    
13-24 bulan
1,22





*      Ket Pst protein senilai telur yaitumprotein yang bermutu tinggi seperti yang terkandung dalam asi dan secara umum setara dengan protein yang terkandung dalam dalam telur.

3. Kecukupan vitamin dan mineral

Salah satu jenis vit yang harus dipenuhi adalah vit A
Mineral terutama zat besi dan iodium
jenis mhneral lain : kalsium fosfor dan seng
Kecukupan kalsium balita :500mg,fosfor : 250-350 mg,besi : 8-9mg,seng :10 mg,dan iodium : 70-100 mg

4. kecukupan air
kebutuhan air pada bayi yang berusia 1 tahun antara 120-135ml/kg BB/hr

5.  Kecukupan lemak

Bila energi dan protein terpenuhi maka kecukupan lemak yang dianjurkan tidak dicantumkan ........ otomatis terpenuhi
Dianjurkan sekitar 15-20 % energi total berasal dari lemak

6.  Kecukupan Karbohidrat

Untuk memenuhi kebutuhan energi dianjurkan sekitar 60-70 % dari energi total berasal dari karbo hidrat.
 kebutuhan zat gizi untuk bayi usia 6 bulan ke bawah tak sama dengan bayi usia di atas 6 bulan," terangnya. Perbedaan paling jelas terdapat pada kalori. "Untuk bayi usia di bawah 6 bulan, kalori yang dibutuhkan per harinya sebesar 560 Kkl. Sedangkan bayi usia di atas 6 bulan membutuhkan 800 Kkl per harinya." Soalnya, energi bayi usia 6 bulan ke atas sudah lebih banyak karena pertumbuhan usia dan berat badannya bertambah.






ANJURAN KECUKUPAN GIZI HARIAN UNTUK BAYI

Zat Gizi
Usia 0-6 Bulan
Usia 6-12 Bulan
Energi (kalori/Kkl)
560
800
Protein (gram/g)
12
15
Lemak linolenat (g)
0.5
0,5
linolenat(g)
3.0
3.0
Vitamin


A(RE)
350
350
B6 (mg)
0.3
0.6
B12(mg)
0.1
0,1
C(mg)
30
35
D(mkg)
7.5
10
E(mg)
3.0
4.0
K (mg(
5.0
10
Tiamin(mg)
0.3
0.4
Riboflarin(mg)
0.3
0.5
Niasin(mg)
2.5
3.8
Asam Folat(mkg)
22
32
Mineral


Fe(mg)
3
5
Iodium(mkg)
50
70
Zn(mg)
3
5
Kalsium(mg)
300
500
Fosfor(mg)
200
250
Selenium(mkg)
10
15

Aturan Dasar MPASI

Mulai usia 6 bulan :

• Mulailah dengan makanan lunak seperti biscuit yang diencerkan pakai air
• Kenalkan pula bubur susu dalam jumlah sedikit demi sedikit agar bayi terbiasa dengan teksturnya.Sebaiknya membuat bubur susu sendiri dari tepung beras yang dicampur dengan susu bubuk atau ASI.Berikan pula rasa lain seperti tepung beras merah, kacang hijau supaya mengenal rasa.
• Mulailah pemberian buah yang dihaluskan.Misal pisang yang dikerok, papaya atau apel yang di jus
• Pemberian ASI atau susu formula di selang seling waktu makan utama.Untuk kebutuhan susu/cairan dihitung dari kebutuhan cairan per usia dan berat badan bayi.Kebutuhan cairan pada usia bayi trimester pertama sekitar 150cc/hari/berat badan.Trimester kedua sebesar 125cc/kg BB/hr dan trimester ketiga 110 cc/kg BB/hr.Contoh usia 12 bulan bb 10 kg, kebutuhan cairan sebesar 110 cc x 10 kg = 1.100 cc



Mulai usia 7- 8 bulan :

• Perkenalkan dengan tekstur yang lebih kasar yaitu bubur tim saring.Coba terus seandainya bayi menolak atau muntah karena tahapan ini harus dilaluinya.Jika tidak nanti bayi akan malas mengunyah.
• Perhatikan asupan zat besi seperti hati sapi karena di usia ini cadangan zat besi bayi mulai berkurang.
• Setelah secara bertahap pemberian tim saring, bayi bisa dikenalkan dengan nasi tim tanpa disaring.
• Gunakan sedikit bumbu seperti garam karena ginjal belum berfungsi sempurna di usia 7-8 bulan.Bawang merah putih juga sedikit aja.Merica sebaiknya digunakan setelah anak usia 2 tahun

Mulai 9 bulan :
• Muali kenalkan dengan bubur beras atau nasi lembek, lauk pauk dengan sayuran seperti sup.
• Usia 1 tahun anak sudah bisa mengonsumsi makanan keluarga.

JADWAL PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI

Usia 6 – 7 bulan

Pukul               Pemberian Makanan
06.00              ASI/ susu formula
08.00              Biskuit
10.00              Buah
12.00              Bubur susu
13.00               ASI/ susu formula
14.00              Biskuit
16.00              ASI/ susu formula
18.00               Bubur susu
19.00               ASI/ susu formula

7 – 8 bulan

Pukul               Pemberian Makanan
06.00              ASI/ susu formula
08.00              Biskuit/Bubur susu
10.00               Buah
12.00              Bubur saring
13.00              ASI/ susu formula
14.00              Bubur susu
16.00               ASI/ susu formula
18.00              Bubur saring
19.00               ASI/ susu formula

9 – 12 bulan

Pukul               Pemberian Makanan
06.00              ASI/ susu formula
08.00              Bubur susu
10.00               Buah
12.00               Bubur tim/Nasi lembek
13.00              ASI/ susu formula
14.00               Bubur susu/biscuit/snack
16.00              ASI/ susu formula
18.00              Nasi Tim/nasi lembek
19.00               ASI/ susu formula


 
Contoh menu makanan bayi

Bubur susu
Bahan :
*      2 sendok makan tepung beras (20 gr)
*      2 sendok teh gula pasir (10 gr)
*      1 sendok makan penuh susu tepung
Cara membuat :
*      Tepung beras dan gula pasir dilarutkan dalam susu
*      Letakkan diatas api kecil, biarkan hingga masak sambil diaduk

 

Tim tahu lezat

Untuk bayi mulai usia 6 - 9 Bulan

Untuk 1 porsi (1 porsi: 252 kalori).

Bahan:

  • 50 gr wortel diparut
  • 50 gr tahu dihancurkan
  • 50 gr tepung beras merah atau putih
  • garam secukupnya
  • 500 cc air
  • 20 gr daun bayam diiris halus
  • 50 gr tomat diiris kecil
  • Gula pasir secukupnya

Cara membuat:

  1. Masukkan wortel, tahu, tepung beras, dan air dalam mangkuk tahan panas kemudian ditim. Selama ditim mangkuk harus tertutup, sambil sekali- kali isinya diaduk.
  2. Setelah setengah masak masukkan bayam lalu aduk lagi masak sampai tim betul2 lunak, lalu angkat.
  3. Haluskan dengan blender kalau ada, kemudian saringlah dan hidangkan dengan air tomat.

Cara membuat air tomat:

  • Rendam tomat dalam air panas yang baru mendidih kira2 10 menit, lalu angkat, hancurkan dan saring, tambahkan 100 cc air dan sedikit gula.

Bubur Milna Sari Jeruk

Untuk bayi mulai usia 6 - 9 Bulan

Untuk 1 porsi (1 porsi: 252 kalori).

Bahan:

  • 3 keping Biskuit Milna.
  • 150 ml Susu Formula Cair.
  • 50 ml Sari Jeruk manis.

Cara membuat:

  1. Campur Biskuit dengan Susu hangat, aduk sampai rata.
  2. Tuang dalam mangkuk, siram dengan Sari Jeruk.
  3. Hidangkan segera.

Keterangan:

  • Susu formula cair, dibuat dari 150 ml air hangat matang dicampur dan diaduk dengan 5 sendok takar Susu Formula Bubuk (yang biasa diminum).

Nasi Tim Cincang

Untuk bayi mulai usia 9 - 12 Bulan

Untuk 1 porsi (1 porsi : 226 kalori).

Bahan:

  • 500 - 750 ml Air.
  • 2 sendok makan Beras.
  • 50 gram Tahu, cincang.
  • 25 gram Daging giling.
  • 50 gram Wortel parut.
  • 25 gram Tomat cincang.
  • 2 sendok makan Santan kental.
  • 1/2 sendok teh Garam halus.

Cara membuat:

  1. Rebus Air bersama Beras, Tahu dan Daging giling. Aduk-aduk dan masukkan
  2. Wortel serta Tomat. Aduk dan masak hingga sayuran matang. Angkat dari api.
  3. Tuangi Santan dan tambahkan Garam. Aduk hingga tercampur rata. Angkat dari atas api. Tuangkan ke dalam mangkuk tahan panas.
  4. Panaskan dandang dan kukus Nasi Tim sampai Air habis.
  5. Angkat dan sajikan segera dalam keadaan hangat.

Keterangan:

  • Pilihlah tahu yang masih segar, warna dan baunya belum berubah.
Catatan :
*      Berikan asi dahulu kemudian makanan pendamping asi.
*      Pada makanan pendamping asi tambahkan telur/ ayam/ikan/tempe/tahu/dagingsapi/wortel/bayam/santan/kacang hijau/minyak.
*      Bila menggunakaqn makanan pendamping asi buatan pabrik baca cara memakai batas umur,dan tanggal kadaluarsa.
*      Beri makan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan,seperti bubur kacang hijau,pisang biskuit/nagasari, dsb.
*      Beri buah-buahan atau sari buah seperti air jeruk manis,air tomat saring.
*      Mulai mengajari bayi minum dan makan sendiri menggunakan gelas dan sendok.


DAFTAR PUSTAKA
ANJURAN PEMBERIAN MAKAN BAYI,BUKU KIA DEPKES RI DAN JICA 2008
DAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN  DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DIPA APBN 2007
GIZI SEIMBANG PADA BAYI,CAKUL GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI ,PRODI KEBIDANAN JEMBER 2009
http://resep balita.blogspot.com/2005/01/variasi tim saring – mulai 6 bulan(1)
nakita #428/th.IX/16 juni 2007

PENDUDUK DAN DINAMIKA KEPENDUDUKAN


Penduduk dan Dinamika kependudukan

Penduduk adalah semua orang yang mendiami suatu daerah dalam suatu waktu atau jangka waktu tertentu.Penduduk dipelajari dalam ilmu kependudukan dan demografi.Demografi memfokuskan pada perubahan besar komposisi dan distribusi penduduk,sering pula demografi didefinisikan sebagai suatu studi kuantitatif dari 5 proses demografi,yaitu fertilitas,mortalitas,perkawinan,migrasi dan mobilitas sosial.kelima proses ini berjalan terus menerus dan menentukan besar ,komposisi,dan distribusi penduduk.Perubahan-perubahan kependudukan dan faktor-faktor yang mempengaruhi dipelajari dalam dinamika kependudukan,sedangkan studi kependudukan mempelajari sejarah penduduk teori-tori mengenai penduduk dan kebijaksanaan kependudukan.
Indikator dan parameter
Indikator dikatakan baik jika dapat memberikan suatu isyarat atau gejala tentang sesuatu proses yang sedang berlangsung,peristiwa atau keadaan.
Indikator Demografi antara lain :
1.                   Jumlah penduduk
2.                  Komposisi penduduk menurut jenis kelamin,umur suku bangsa,pendidikan ,agama,pekerjaan,dll.
3.                  Proses demografi yang mempengaruhi jumlah dan komposisi penduduk.
Parameter
Parameter adalah suatu ukuran atau satuan yang memberikan penilaian kuantitatif.ada 2 macam angka pengukuran yaitu : angka absolut dan angka Relatif.
 Contoh angka absolut : jumlah penduduk berdasarkan hasil pencacahan sensus penduduk 1990 sejumlah 170.321.641 orang.
Contoh angka relatif : tingkat kelahiran k`sar 1985 adalah 29,5 per1000.
Untuk keperluan perbandingan angka relatif lebih sering digunakan.

Faktor-faktor demografik yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk(growth Rate)
Laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh :
1.                   Tingkat kelahiran kasar (Crude Birth Rate)
2.                  tingkat kematuan kasar (Crude Death Rate)
Dari 2 Variabel ini dapat menimbulkan 4 kemungkinan Yaitu :
1.                   Tingkat kelahiran tinggi dan tingkat kematian tinggi.
2.                  Tingkat kelahiran tinggi dan tingkat kematian rendah.
3.                  Tingkat kelahiran rendah dan tingkat kematian rendah.
4.                  Tingkat kelahiran rendah dan tingkat kematian tinggi.
Kemungkinan yang paling berbahaya adalah kombinasi dari no.4

Transisi Demografi
Tiga kemungkinan (no1,2,3) oleh para ahli dijadikan suatu konsep yang disebut sebagai transisi demografi dengan pemahaman sebagai berikut :
a)  Tingakat kelahiran tinggi dan tingkat kematian tinggi sering terjadi dimasyarakattradisional.
b)          Tingkat kelahiran tinggi dan tingkat kematian rendah,dengan adanya perbaikan kesehatan dll,tingkat kematian menjadi turun akibatnya meningkatnya laju pertumbuhan penduduk.Keadan ini sering terjadi pada negara berkembang
c)                 Tingkat kelahiran rendah dan tingkat kematian rendah,ini sebagai akibat dari migrasi,usia kawin meningkat,pelayanan dan pemakaian kontrasepsi lebih luas,maka laju pertumbuhan penduduk akan turun dengan sendirinya.dan keadaan ini terjadi dinegara yang sudah maju.
Waktu yang diperlukan untuk mencapai tahapan transisi demografi tidak dapat diperkirakan secara pasti,demikian halnya dengan penyebab utama yang dapat menurunkan tingkat fertilitas yang mempunyai efek demografi belum dapat diidentifikasi dengan jelas.
Banyak faktor yang berpengaruh Al:
*                  Industrialisasi
*                  Urbanisasi
*                  Peningkatan pendidikan
Dari ketiga faktor tersebut seberapa besar pengaruhnya tidak dapat dipastikan karena masih ada faktor yang tak terduga diantaranya :
*                  Adanya perang
*                  Revolusi
*                  Perubahan-perubahan sosial
*                  Baby boom dll,yang seketika dapat merubah profilk demografi suatu negara.

Peranan Fertilitas pada laju pertumbuhan penduduk

Anggapan bahwa bahwa peledakan penduduk disebabkan karena kenaikan angka kelahiran dibantah oleh pengalaman eropa dan amerika utara sejak akhir abad 19,karena waktu itu mulai terjadi penurunan angka kelahiran akan tetapi penurunan angka kematian terjadi lebih hebat,sehingga laju pertumbuhan penduduk relatif lebih tinggi.
Dinegara berkembang angka kelahiran sebenarnya tidak seberapa tinggi meskipun tidak turun secara drastis,sedang angka kematian rendah,jadi penyebab utama laju pertumbuhan penduduk pada tahap 2rendah,jadi penyebab utama laju pertumbuhan penduduk pada tahap 2 berasal dari komponen kematian,tapi pemecahan masalah diusahakan dari komponen kelahiran,yaitu berusaha menurunkan angka kelahiran.

Peranan Mortalitas pada laju pertumbuhan penduduk

Kecenderungan menurunnya angka kematian dipengaruhi oleh berbagai hal mulai transportasi yang lebih baik,pengembangan hasil industri dan pertanian,tersedianya sandang pangan yang adekuat (berpengaruh pada peningkatan daya tahan tubuh),ilmu kedokteran pencegahan berkembang sehingga menurunkan kematian karena infeksi,penduduk usia tua bertambah, usia harapan hidup meningkat,tingkat kematian golongan balita sampai 15 th juga turun sangat bermakna.Terbentuknya PBB dengan program-program perbaikan ekonomi dan kesehatan merupakan sebab penurunan angka kematian yang cepat. 
the end

MIOMA UTERI

MIOMA UTERI

A. Pengertian
Mioma uteri adalah neoplasma jinak, yang berasal dari otot uterus yang disebut juga leiomioma uteri atau uterine fibroid. Dikenal dua tempat asal mioma uteri yaitu serviks uteri dan korpus uteri. Yangada pada serviks uteri hanya di temukan dalam 3 % sedangkan pada korpus uteri 97 % mioma uteri banyak terdapat pada wanita usia reproduksi terutama pada usia 35 tahun keatas dan belum pernah dilaporkan bahwa mioma uteri terjadi sebelum menarche (prawirohardjo, sarwono 1994 ; 281 ).

B. Etiologi
Walaupun mioma uteri terjadi banyak tanpa penyebab, namun dari hasil penelitian Miller dan Lipschultz yang mengutarakan bahwa terjadi mioma uteri tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada “Cell Nest” yang selanjutnya dapat dirangsang, terus menerus oleh estrogen (Prawirohardjo, Sarwono 1994 ; 282 ).

C. Lokalisasi Mioma Uteri
1. Mioma intramural ; Apabila tumor itu dalam pertumbuhannya tetap tinggal dalam dinding uterus.
2. Mioma Submukosum ; Mioma yang tumbuh kearah kavum uteri dan menonjol dalam kavum itu.
3. Mioma Subserosum ; Mioma yang tumbuh kearah luar dan menonjol pada permukaan uterus.

D. Komplikasi
1. Pertumbuhan lemiosarkoma.
Mioma dicurigai sebagai sarcoma bila selama beberapa tahun tidak membesar, sekonyong – konyong menjadi besar apabila kalauhal itu terjadi sesudah menopause
2. Torsi (putaran tangkai )
Ada kalanya tangkai pada mioma uteri subserosum mengalami putaran. Kalau proses ini terjadi mendadak, tumor akan mengalami gangguan sirkulasi akut dengan nekrosis jaringan dan akan tampak gambaran klinik dari abdomenakut.
3. Nekrosis dan Infeksi
Pda mioma subserosum yang menjadi polip, ujung tumor, kadang-kadang dapat melalui kanalis servikalis dan dilahirkan bari vagina, dalam hal ini kemungkinan gangguan situasi dengan akibat nekrosis dan infeksi sekunder.

E. Cara Penanganan Mioma Uteri
Indikasi mioma uteri yang diangkat adalah mioma uteri subserosum bertangkai. Pada mioma uteri yang masih kecil khususnya pada penderita yang mendekati masa menopause tidak diperlukan pengobatan, cukup dilakukan pemeriksaan pelvic secara rutin tiap tiga bulan atau enam bulan.
Adapun cara penanganan pada mioma uteri yang peru diangkat adalah dengan pengobatan operatif diantaranya yaitu dengan histerektomi dan umumnya dilakukan histerektomi total abdominal.
Tindakan histerektomi total tersebut dikenal dengan nama Total Abdominal Histerektomy and Bilateral Salphingo Oophorectomy ( TAH-BSO )
TAH – BSO adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat uterus,serviks, kedua tuba falofii dan ovarium dengan melakukan insisi pada dinding, perut pada malignant neoplasmatic desease, leymyoma dan chronic endrometriosis ( Tucker, Susan Martin, 1998 ; 606 ).
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa TAH-BSO adalah suatu tindakan pembedahan dengan melakukan insisi pada dinding perut untuk mengangkat uterus, servhks,kedua tuba falopii dan ovarium pada malignant neoplastic diseas, leymiomas dan chronic endometriosis.

ASUHAN KEBIDANAN


 I. DATA SUBYEKTIF
A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dalam melakukan asuhan keperawatan secara keseluruhan. Pengkajian terdiri dari tiga tahapan yaitu ; pengumpulan data, pengelompakan data atau analisa data dan perumusan diagnose keperawatan (Depkes RI, 1991 ).

1. Pengumpulan Data.
Pengumpulan data merupakan kegiatan dalam menghimpun imformasi (data-data) dari klien. Data yang dapat dikumpulkan pada klien sesudah pembedahan Total Abdominal Hysterektomy and Bilateral Salphingo Oophorectomy (TAH-BSO ) adalah sebagai berikut :
Usia :
a. Mioma biasanya terjadi pada usia reproduktif, paling sering ditemukan pada usia 35 tahun keatas.
b. Makin tua usia maka toleransi terhadap nyeri akan berkurang
c. Orang dewasa mempunyai dan mengetahui cara efektif dalam menyesuaikan diri terutama terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya akibat tindakan TAH-BSO.

2. Keluhan Utama
Keluhan yang timbul pada hampir tiap jenis operasi adalah rasa nyeri karena terjadi torehant tarikan, manipulasi jaringan organ.Rasa nyeri setelah bedah biasanya berlangsung 24-48 jam. Adapun yang perlu dikaji pada rasa nyeri tersebut adalah :
a. Lokasi nyeri :
b. Intensitas nyeri
c. Waktu dan durasi
d. Kwalitas nyeri.

3. Riwayat Reproduksi

a. Haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab mioma uteri tidak pernah ditemukan sebelum menarche dan mengalami atrofi pada masa menopause
b. Hamil dan Persalinan
1) Kehamilan mempengaruhi pertubuhan mioma, dimana mioma uteri tumbuh cepat pada masa hamil ini dihubungkan dengan hormon estrogen, pada masa ii dihasilkan dalam jumlah yang besar.
2) Jumlah kehamilan dan anak yang hidup mempengaruhi psikologi klien dan keluarga terhadap hilangnya oirgan kewanitaan.

4. Data Psikologi.
Pengangkatan organ reproduksi dapat sangat berpengaruh terhadap emosional klien dan diperlukan waktu untuk memulai perubahan yang terjadi. Organ reproduksi merupakan komponen kewanitaan, wanita melihat fungsi menstruasi sebagai lambang feminitas, sehingga berhentinya menstruasi bias dirasakan sebgai hilangnya perasaan kewanitaan.
Perasaan seksualitas dalam arti hubungan seksual perlu ditangani . Beberapa wanita merasa cemas bahwa hubungan seksualitas terhalangi atau hilangnya kepuasan. Pengetahuan klien tentang dampak yang akan terjadi sangat perlu persiapan psikologi klien.

5. Status Respiratori

Respirasi bias meningkat atau menurun . Pernafasan yang ribut dapat terdengar tanpa stetoskop. Bunyi pernafasan akibat lidah jatuh kebelakang atau akibat terdapat secret. Suara paru yang kasar merupakan gejala terdapat secret pada saluran nafas . Usaha batuk dan bernafas dalam dilaksalanakan segera pada klien yang memakai anaestesi general.

6. Tingkat Kesadaran

Tingkat kesadaran dibuktikan melalui pertanyaan sederhana yang harus dijawab oleh klien atau di suruh untuk melakukan perintah. Variasi tingkat kesadaran dimulai dari siuman sampai ngantuk , harus di observasi dan penurunan tingkat kesadaran merupakan gejala syok.

7. Status Urinari

Retensi urine paling umum terjadi setelah pembedahan ginekologi, klien yang hidrasinya baik biasanya baik biasanya kencing setelah 6 sampai 8 jam setelah pembedahan. Jumlah autput urine yang sedikit akibat kehilangan cairan tubuh saat operasi, muntah akibat anestesi.

8. Status Gastrointestinal

Fungsi gastrointestinal biasanya pulih pada 24-74 jam setelah pembedahan, tergantung pada kekuatan efek narkose pada penekanan intestinal. Ambulatori dan kompres hangat perlu diberikan untuk menghilangkan gas dalam usus.

 II. DATA OBYEKTIF
B. Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan yang dilakukan meliputi, K/U, Tanda-tanda vital, dan hasil pemeriksaan Head and to toe, pemeriksaan penunjang jika ada

III. ASSESMENT
Analisa data adalah mengkaitkan, menghubungkan data yang telah diperoleh dengan teori, prinsip yang relevan guna mengetahui masalah keperawatan klien (Depkes RI 1991 ; 14 )

DIAGNOSA BERDASAR NOMENKLATUR, DISERTAI PERMASALAHAN

Contoh :: Ibu P2002 A0 dengan post operasi miomektomy
               dengan masalah :  Rasa nyaman (nyeri )
                                          eleminasi miksi (retensi urine )
                                        
                                          Kurang pengetahuan tentang efek pembedahan dan perawatan selanjutnya

IV PENATALAKSANAAN
Dimulai dari perencanaan asuhan kebidanan yang diberikan, implementasi yang diberikan sampai evaluasi setelah diberi asuhan.

Masalah rasa nyaman nyeri post op


1) Mengatur posisi yang dirasa nyaman oleh pasien ( fowler atau posisi datar atau miring kesalah satu
     sisi.),apa yang dirasa pasien setelah asuhan diberikan
2) Mengajarkan teknik releksasi seperti menarik nafas dalam, .............................
3) Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (TD< NADI< RR< SUHU ) :   ...........................tachicardi,hipertensi, pernafasan cepat.
4) Mengajari klien untuk mobilisasi dini setelah pembedahan, bila sudah diperbolehkan.............................
5) Melaksanakan tugas Dependent Bidan (pengobatan sesuai TX Dokter),................................

Masalah eleminasi miksi (retensi urine )
1) Mencatat pola miksi dan monitor pengeluaran urine ,...............................
2) Melakukan palpasi pada kandung kemih ,.....................................................
3) Melakukan tindakan agar klien dapat miksi dengan pemberian air hangat, mengatur posisi, mengalirkan air
    keran.........................................
4) Jika memakai kateter, memperhatikan apakah posisi selang kateter dalam keadaan baik, memonitor
    intake autput, membersihkan daerah pemasangan kateter satu kali dalam sehari, memeriksa keadaan
    selang kateter (kekakuan,tertekuk ), memperhatikan kateter urine : warna, kejernihan dan
    bau....................
6) MelakukanKolaborasi dalam pemberian dalam pemberian cairan perperental dan obat obat untuk
     melancarkan urine.
7) Jika volume residual urine 750 cc perlu pemasangan kateter tetap sampai tonus otot kandung kemih kuat
    kembali......

Untuk Evaluasi selanjutnya dilakukan dokumentasi SOAP




SCRENING EPIDEMIOLOGI


SCRENING EPIDEMIOLOGI
SCREENING

Screening atau penyaringan kasus adalah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita.

TUJUAN SCREENING :
  1. Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terhadap orang- orang yang tampak sehat, tetapi mungkin menderita penyakit, yaitu orang yang mempunyai resiko tinggi terkena penyakit (Population at risk).
  2. Dengan ditemukan penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan secara tuntas sehingga tidak membahayakan dirinya atau lingkungan dan tidak menjadi sumber penularan penyakit.

Proses uji tapis terdiri dari dua tahap :
  1. Melakukan pemeriksaan terhadap kelompok  penduduk yang dianggap mempunyai resiko tinggi menderita penyakit dan bila hasil test negatif maka dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit.
Bila hasil test positif maka dilakukan test/pemeriksaan diagnostik. TEST SKRENING DAPAT DILAKUKAN
Dengan menggunakan :
  1. Pertanyaan / kuisioner
  2. pemeriksaan fisik
  3. pemeriksaan laboratorium
  4. X Ray termasuk diagnostik imaging
Perbadaan Skrening dan Diagnostik
  1. Test skrening memerlukan penelitian,folow-up yang cepat dan pengobatan yang tepat pula .
  2. Diagnosa menyangkut konfirmasi ada/tidaknya suatu penyakit pada individu yang dicurigai pada at risk menderita suatu penyakit

JENIS PENYAKIT YG TEPAT UTK SKRENING
         Merupakan penyakit yg serius
         Pengobatan sebelum gejala muncul hrs lebih untung dibandingkan setelah gejala muncul
         Prevalensi penyakit preklinik hrs tinggi pd populasi yg diskrening
SASARAN
Sasaran penyaringan adalah penyakit kronis seperti :
  • Infeksi Bakteri (Lepra, TBC dll.)
  • Infeksi Virus (Hepatitis)
  • Penyakit Non-Infeksi : (Hipertensi, Diabetes mellitus, Jantung Koroner, Ca Serviks, Ca Prostat, Glaukoma)
  • HIV-AIDS
Pemeriksaan tersebut harus dapat dilakukan :
  1. Dengan cepat dapat memilah sasaran untuk pemeriksaan lebih lanjut.
  2. Tidak mahal
  3. Mudah dilakukan oleh petugas kesehatan
  4. Tidak membahayakan yang diperiksa maupun yang memeriksa.
Pertimbangan dilakukannya  SKRENING :
         Peny hrs merupakan masalah kesmas yg penting
         Hrs ada pengobatan yg efektif
         Tersedia fasilitas pengobatan dan diagnosis
         Diketahui stadium prepatogenesis dan patogenesis
         Test hrs cocok hanya mengakibatkan sedikit ketidaknyamanan, dpt diterima oleh masyarakat
         Telah dimengerti perjalanan alamiah penyakit
         Hrs ada policy yg jelas
         Biaya hrs seimbang,biaya skrening hrs sesuai dgn hilangnya konsekuensi kesehatan
         Penemuan hrs terus – menerus

Jenis- jenis skrening    :

1.      Opportunistik skrening
adalah penjaringan yang dilakukan pada px yang datang untuk memeriksakan kesehatannya
2.      mass skrening
adalah skrening yang dilakukan secara masal (melibatkan populasi secara keseluruhan)
3.      Selectiv skrening
adalah skrening yang dilakukan pada kelompok tertentu
4.      Singgle Disease Skrening
adalah skrening yang dilakukan pada  satu jenis penyakit saja


5.      Multiphasic skrening
adalah Skrening yang dilakukan dengan menggunakan berbagai metode tertentu
6.      Chase finding screning
adalah Skrening yang dilakukan karena  penemuan kasus baru
7.      Penyaringan yang ditargetkan
Penyaringan yang dilakukan pada kelompok-kelompok yang terkena paparan yang spesifik.




Sifat Penyakit
*      Serius
*      Prevalensi tinggi pada tahap pra klinik
*      Periode yang panjang diantara tanda-tanda pertama sampai timbulnya penyakit


Uji Diagnostik
1)      Sensitif dan spesifik
2)      Sederhana dan murah
3)      Aman dan dapat diterima
4)      Reliable
5)      Fasilitas adekuat

Diagnosis dan Pengobatan
o   Efektif dan dapat diterima
o   Pengobatan yang aman telah tersedia.

Uji Tapis Dapat Dilakukan :
  • Dilapangan : uji tapis TBC
  • RSU : Pap smear
  • RSK : Uji tapis glaukoma di RS Mata
  • YAN KHU : RS Jantung,RS Kanker

ASPEK dalam SKRENING TEST

         Validitas
         Reabilitas
         Yield
KET
v  Validitas Merupakan test awal baik untuk memberikan indikasi individu mana yang benar sakit dan mana yang tidak sakit.
v  2 komponen validitas adalah :
:
    • Sensitifitas
    • Spesifitas



Sensitifitas
Adalah Proporsi dari orang-orang yang benar-benar sakit yang ada didalam populasi yang disaring,yang di identifikasi dengan menggunakan uji penyaringan sebagai penderita sakit.
Sensitivitas = a/a+c


Spesifisitas
Adalah Proporsi dari orang-orang yang benar sehat,yang juga di identifikasi dengan menggunakan uji penyaringan sebagai individu sehat.
Spesivisitas = d/b+d


POSITIVE PREDICTIVE VALUE (PPV)
Persentase pasien yang menderita sakit dengan hasil test Positive.
PPV = a/a+b

NEGATIVE PREDICTIVE VALUE (NPV)
Persentase pasien yang tidak menderita sakit dengan hasil test negative.
NPV = d/c+d
v  Reliabelitas :
Bila test yang dilakukan berulang-ulang menunjukkan hasil yang konsisten.

v  Yield : merupakan jumlah penyakit yang terdiagnosis dan diobati sebagai hasil dari ujian tapis.