Persalinan lewat
bulan (serotinus)
A.Definisi
 standar untuk kehamilan lewat bulan
adalah 294 hari setelah hari pertama menstruasi terakhir, atau 280 hari setelah
ovulasi. Istilah lewat bulan ( postdate) digunakan karena tidak menyatakan
secara langsung pemahaman mengenai lama kehamilan dan maturitas janin. ( Varney
Helen,2007)
Keakuratan dalam memperkirakan usia kehamilan meningkat pesat sejak adanya USG yang makin banyak digunakan. Kisaran optimum variasi lama gestasi pada manusia belum diketahui hingga kini, Dan menggunakan penetapan dua minggu melewati taksiran persalinan (TP) .
Keakuratan dalam memperkirakan usia kehamilan meningkat pesat sejak adanya USG yang makin banyak digunakan. Kisaran optimum variasi lama gestasi pada manusia belum diketahui hingga kini, Dan menggunakan penetapan dua minggu melewati taksiran persalinan (TP) .
 B . Etiologi
Etiologinya masih belum pasti.
Etiologinya masih belum pasti.
1.      Faktor yang dikemukakan adalah hormonal
yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan,
sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang ( Mochtar, Rustam, 1999).
2.       Diduga adanya kadar kortisol yang rendah pada
darah janin. Selain itu, kurangnya air ketuban dan insufisiensi plasenta juga
diduga berhubungan dengan kehamilan lewat waktu.
3.      Laursen dkk (2004) : menyatakan bahwa
faktor genetik ibu mempengaruhi terjadinya kehamilan postterm. 
Faktor predisposisi terjadinya
kehamilan postterm :
1.     
Anensepali,
2.     
Hipoplasia adrenal,
3.     
Defisiensi plasental sulfatase.
Pada keadaan diatas, tidak terdapat kadar estrogen tinggi seperti pada
kehamilan normal.
4.     
Vaisanen-Tommiska
dkk (2004) : berkurangnya pelepasan 'cervical nitric oxide' menyebabkan
terjadinya kehamilan postterm
5.     
Siklus
haid yang tidak diketahui pasti.hal tersebut dapat menyebabkan kehamilan lewat
waktu karena:
1)     
Kesalahan
dalam penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering.
2)     
Menstruasi terakhir tidak
diketahui.
6.     
pemeriksaan
kehamilan yang terlambat atau tidak adekuat (cukup), 
C. Prognosis
• Terhadap Ibu
Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosis karena (a) aksi uterus tidak terkoordinir (b). Janin besar (c) Moulding kepala kurang. Maka akan sering dijumpai : partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu dan perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikan angka mordibitas dan mortalitas.
Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosis karena (a) aksi uterus tidak terkoordinir (b). Janin besar (c) Moulding kepala kurang. Maka akan sering dijumpai : partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu dan perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikan angka mordibitas dan mortalitas.
• Terhadap janin
Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42
minggu, kemudian menurun setelah 42 minggu, dan risiko terjadi kematian
perinatal pada bayi postmatur cukup tinggi : 30% prepartum, 55% intrapartum,
15% postpartum
Jumlah kematian janin/ bayi pada kehamilan 43 minggu tiga kali lebih besar dri kehamilan 40 minggu karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin.
Jumlah kematian janin/ bayi pada kehamilan 43 minggu tiga kali lebih besar dri kehamilan 40 minggu karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin.
Pengaruh postmaturitas pada janin
bervariasi: 
a)      berat badan janin dapat bertambah besar,
tetap dan ada yang berkurang, sesudah kehamilan 42 minggu.
b)      IUGR
c)       terjadi kematian janin dalam kandungan.
D . Pemeriksaan Penunjang
1. Bila HPHT dicatat dan diketahui wanita hamil, diagnosis tidak sukar.
2. Kesulitan mendiagnosis bila wanita tidak ingat HPHTnya.
Hanya dengan pemeriksaan antenatal yang teratur
diikuti dengan tinggi dan naiknya fundus uteri dapat membantu penegakan
diagnosis.
3.USG : ukuran diameter biparietal, gerakan janin
dan jumlah air ketuban.
4. Pemeriksaan sitologik air ketuban:
4. Pemeriksaan sitologik air ketuban:
 air ketuban
diambil dengan amniosenteris baik transvaginal maupun transabdominal, kulitb
ketuban akan bercmapur lemak dari sel sel kulit yang dilepas janin setelah
kehamilan mencapai lebih dari 36 minggu. Air ketuban yang diperoleh dipulas
dengan sulfat biru Nil, maka sel – sel yang mengandung lemak akan berwarna
jingga.
- Melebihi 10% = kehamilan diatas 36 minggu
- Melebihi 50% = kehamilan diatas 39 minggu
- Melebihi 10% = kehamilan diatas 36 minggu
- Melebihi 50% = kehamilan diatas 39 minggu
5.Amnioskopi, melihat derajat kekeruhan air
ketuban, menurt warnanya 
    karena
dikeruhi mekonium.
6. Kardiotografi, mengawasi dan membaca denyut jantung janin,
6. Kardiotografi, mengawasi dan membaca denyut jantung janin,
   karena
insufiensi plasenta
7. Uji oksitosin ( stress test), yaitu dengan infus tetes oksitosin dan diawasi
7. Uji oksitosin ( stress test), yaitu dengan infus tetes oksitosin dan diawasi
   reaksi janin terhadap kontraksi uterus. Jika
ternyata reaksi janin kurang 
   baik,
hal ini mungkin janin akan berbahaya dalam kandungan.
9. Pemeriksaan kadar estriol dalam urin
10. Pemeriksaan pH darah kepala janin
11. Pemeriksaan sitologi vagina
9. Pemeriksaan kadar estriol dalam urin
10. Pemeriksaan pH darah kepala janin
11. Pemeriksaan sitologi vagina
E . Penatalaksanaan
Prinsip dari tata laksana kehamilan lewat waktu ialah merencanakan
pengakhiran kehamilan. Cara pengakhiran kehamilan tergantung dari hasil
pemeriksaan kesejahteraan janin dan penilaian skor pelvik (pelvic score=PS).
pengakhiran kehamilan. Cara pengakhiran kehamilan tergantung dari hasil
pemeriksaan kesejahteraan janin dan penilaian skor pelvik (pelvic score=PS).
Ada beberapa cara untuk pengakhiran kehamilan, antara lain:
1. Induksi dengan oksitosin.
2. Bedah seksio sesaria.
Dalam
mengakhiri kehamilan dengan induksi oksitosin, pasien harus
memenuhi beberapa syarat, antara lain :
memenuhi beberapa syarat, antara lain :
1.     
kehamilan
aterm, 
2.     
ada
kemunduran his,
3.     
ukuran
panggul normal, tidak ada disproporsi sefalopelvik,
4.     
 janin presentasi kepala, dan dalam kondisi
baik.
Penentuan keadaan janin dapat dilakukan:
a)     
Tes
tanpa tekanan (non stress test). Bila memperoleh hasil non reaktif maka
dilanjutkan dengan tes tekanan oksitosin. Bila diperoleh hasil reaktif maka
nilai spesifisitas 98,8% menunjukkan kemungkinan besar janin baik. Bila
ditemukan hasil tes tekanan yang positif, meskipun sensitifitas relatif rendah
tetapi telah dibuktikan berhubungan dengan keadaan postmatur.
b)     
Gerakan
janin. Gerakan janin dapat ditentukan secara subjektif (normal rata-rata 7
kali/ 20 menit) atau secara objektif dengan tokografi (normal rata-rata 10
kali/ 20 menit), dapat juga ditentukan dengan USG. Penilaian banyaknya air
ketuban secara kualitatif dengan USG (normal >1 cm/ bidang) memberikan
gambaran banyaknya air ketuban, bila ternyata oligohidramnion maka kemungkinan
telah terjadi kehamilan lewat waktu.
c)     
Amnioskopi.
Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin keadaan janin masih
baik. Sebaliknya air ketuban sedikit dan mengandung mekonium akan mengalami
resiko 33% asfiksia.
5.     
serviks
sudah matang (porsio teraba lunak, mulai mendatar, dan mulai
membuka).
membuka).
6.     
pengukuran
pelvik harus dilakukan sebelumnya.
7.      Induksi persalinan dilakukan dengan
oksitosin 5 IU dalam infus Dextrose
5%. . Tetesan infus dimulai dengan 8 tetes/menit, lalu dinaikkan tiap 30 menit sebanyak 4 tetes/menit hingga timbul his yang adekuat. Selama pemberian infus,kesejahteraan janin tetap diperhatikan karena dikhawatirkan dapat timbul gawat janin. Setelah timbul his adekuat, tetesan infus dipertahankan hingga persalinan.
Namun, jika infus pertama habis dan his adekuat belum muncul, dapat diberikan infus drip oksitosin 5 IU ulangan. Jika his adekuat yang diharapkan tidak muncul,dapat dipertimbangkan terminasi dengan seksio sesaria.
5%. . Tetesan infus dimulai dengan 8 tetes/menit, lalu dinaikkan tiap 30 menit sebanyak 4 tetes/menit hingga timbul his yang adekuat. Selama pemberian infus,kesejahteraan janin tetap diperhatikan karena dikhawatirkan dapat timbul gawat janin. Setelah timbul his adekuat, tetesan infus dipertahankan hingga persalinan.
Namun, jika infus pertama habis dan his adekuat belum muncul, dapat diberikan infus drip oksitosin 5 IU ulangan. Jika his adekuat yang diharapkan tidak muncul,dapat dipertimbangkan terminasi dengan seksio sesaria.
F.
Diagnosis bayi postmatur pascapersalinan
Diagnosis
bayi postmatur pasca persalinan, dengan memperhatikan tanda-tanda postmaturitas
yang dapat dibagi dalam 3 stadium :
1. stadium I : kulit tampak kering, rapuh dan mudah mengelupas (maserasi), verniks kaseosa sangat sedikit sampai tidak ada.
2. stadium II : keadaan kulit seperti stadium I disertai dengan pewarnaan kulit yang kehijauan oleh mekoneum yang bercampur air ketuban.
1. stadium I : kulit tampak kering, rapuh dan mudah mengelupas (maserasi), verniks kaseosa sangat sedikit sampai tidak ada.
2. stadium II : keadaan kulit seperti stadium I disertai dengan pewarnaan kulit yang kehijauan oleh mekoneum yang bercampur air ketuban.
3. stadium III : terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku dan kulit
janin serta pada jaringan tali pusat.
 G.
Komplikasi
Kemungkinan komplikasi pada bayi postmatur hipoksia ;
-hipovolemia
- asidosis
-sindrom gawat napas
-hipoglikemia
-hipofungsi adrenal.
Kemungkinan komplikasi pada bayi postmatur hipoksia ;
-hipovolemia
- asidosis
-sindrom gawat napas
-hipoglikemia
-hipofungsi adrenal.
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan
yang teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama
(sebelum 12 minggu), 1 kali pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28
minggu) dan 2 kali trimester ketiga (di atas 28 minggu). Bila keadaan
memungkinkan, pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan sekali sampai usia 7
bulan, 2 minggu sekali pada kehamilan 7 – 8 bulan dan seminggu sekali pada
bulan terakhi
DAFTAR PUSTAKA
1.      Cunningham, Gary, dkk.2006. Obstetri William ed.21. Jakarta.EGC
2.      Mochtar, Rustam.1998,
Sinopsis Obstetri. Jakarta.EGC
3.      Prawiroharjo, Sarwono.2003. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
4.      Varney, Helen Dkk.2007,
Buku Ajar Asuhan Kebidanan ed.4 vo1. Jakarta.EGC
5.      Manuaba, Ida Bagus Gede. 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta. Arcan
7.      http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.geocities.com/Yosemite/Rapids/1744/pretermtb1.jpg&imgrefurl=http://www.geocities.com/Yosemite/Rapids/1744/cklobpt5.html&usg=__Ko9GbzuULA5fo-kVIE23Um12_iE=&h=145&w=319&sz=19&hl=id&start=61&um=1&tbnid=gHLh7ke0BREiOM:&tbnh=54&tbnw=118&prev=/images%3Fq%3DPATOFISIOLOGI%2BPERSALINAN%2BPOST%2BTERM%26ndsp%3D18%26hl%3Did%26sa%3DN%26start%3D54%26um%3D1
ASUHAN KEBIDANAN TEORI
IBU G 1P00000 HAMIL>42 Minggu  I/T/H 
Dengan Serotinus
Tanggal           :
Tempat            :
Pengkaji          :
I. PENGKAJIAN
   A. DATA
SUBYEKTIF
        1.
BIODATA
            Nama               :agar tidak terjadi kekeliruan
nama
            Umur               :> 35 th
            Agama             : mempermudah dalam pemberian
dukungan psikososial
            Suku                : mempermudah KIE
Pendidikan      :
mengetahui tingkat pendidikan
            Pekerjaan         : mengetahui status ekonomi
            Alamat                        : mempermudah kunjungan
ulang
Biodata suami (sama dengan ibu) : untuk
mendukung dalam pemberian asuhan pada ibu secara keseluruhan.
        2.
Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil > 10 bulan, anak
ke... dengan keluhan pembesaran perut semakin kecil, gerakan anak berkurang
,tidak ada tanda-tanda mau bersalin.ibu cemas akan kehamilannya.
        3.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan tidak/ sedang menderita
penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV dll) penyakit keturunan (DM dll) penyakit
sitemik (jantung dll)
        4.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah/pernah
menderita penyakit menular (TBC, hepatitis dll) penyakit keturunan ( DM dll),
penyakit sistemik (jantung dll)
        5.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dari keluarga baik ibu
maupun suami tidak ada /ada yang sedang menderita penyakit menular, penyakit
keturunan, penyakit sistemik serta riwayat kehamilan lewat bulan
       6.
Riwayat Menstruasi
            Menarche        :                                   fluor
albus       :
            Siklus              :tidak teratur               Disminorhoe    :
            Lama               :                                   HPHT              :diketahui/tidak           Jumlah             :                                   HPL                :  Tp>3minggu
       7.
Riwayat Pernikahan
            Umur
 waktu menikah            : >35 th
            Lama                           :
            Nikah
ke                      :
Status pernikahan        :
       8.
Riwayat Obstetri
| 
Kehamilan | 
Persalinan | 
Bayi | 
Nifas | |||||||||||
| 
Hml 
ke | 
UK | 
Komp | 
jenis | 
penol | 
tempat | 
komp | 
sex | 
Bb/tb | 
h/m | 
t/g | 
umur | 
lac | 
KB | 
komp | 
| 
Hamil ini | ||||||||||||||
9. Riwayat Kehamilan Sekarang
            Mulai
periksa   : UK....
            Tempat            :...........Pemeriksa......
| 
No | 
UK | 
   keluhan                      i | 
frek | 
Obat yg diterima | 
HE | 
| 
1 | 
3-9 bl 
>9 bl | 
Tri I,II,III                      
Gerak janin 
 berkurang | 
1-4 x | 
Fe, kalk, vit c 
     Imunisasi | 
Gisi, hyegen dll | 
      11.
Riwayat KB : -
      12.
Pola Kegiatan Sehari-hari
| 
Pola | 
Sebelum hamil | 
Selama hamil | 
| 
1. Nutrisi 
    -
  Makan 
    -
  Minum 
2. Eliminasi 
    -BAK 
    -BAB 
3. Istirahat 
    -
  Siang 
    -
  Malam 
4.Personal hyegen 
    -
  Mandi 
    -Gosok
  gigi 
    -Cuci rambut 
    -
  Potong kuku 
5. Aktifitas | 
dbn 
dbn 
dbn 
dbn 
dbn | 
dbn 
sering kencing 
normal -konstipasi 
dbn 
dbn 
dbn | 
      13.
Kebiasan yang mengganggu kesehatan
            (merokok,
minum-minumam keras, obat-obatan terlarang dll)
      14.
Riwayat Psikososiospiritual
            Ibu,suami
dan keluarga cemas karena kehamilannya tak kunjung lahir
            Status
ekonomi :
            Pengambil
keputusan dalam keluarga :,termasuksosek yang mana
B. DATA OBYEKTIF
    1.
Pemeriksaan umum
        Keadaan
umum   : baik
       
Kesadaran           : composmentis
        TTV                     : Tensi  :normal, tidak boleh >140/90 mmhg
                                       Nadi             :
dbn (60-100x/mnt)
                                       Suhu :
dbn (36,5° - 37,5°)
                                       RR    :
dbn (16-20x/mnt)
        BB                       : dbn
        TB                       : dbn
        Lila                      : dbn
    2. Pemeriksaan
Fisik
       
Kepala                 : dbn
        Mata                    : dbn
        Muka                   : dbn
       
Mulut                  : dbn
       
Leher                   : dbn
        Dada                   : dbn
       Abdomen             : pembesaran perut mengecil
LI                    :
TFU lebih kecil dari tfu bulan sebelumnya, fundus uteri teraba tidak bundar
,kurang melenting (bokong)
LII                  :  Teraba tahanan
keras disamping kanan/kiri ibu (puka/puki)
LIII                :  teraba bulat
,keras melenting (kepala) sudah masuk PAP
LIV                : Kepala sebagaian besar masuk PAP (divergen)
Perlimaan        :
3/5 bagian kepala masuk PAP
DJJ                :normal (120-160x/mnt) sampai tidak normal <120 x/mnt ->160 x/mnt,tidak teratur
 
Genetalia             : v/v  : dbn, bloodslym –
 
Ekstremitas         : dbn
VT                   : ou/ov dbn (tenang), portio kaku,
eff  0%, tidak ada pembukaan Ø,panjang servik 3
cm,posisi servik tengah,penurunan kepala H2
  3.
Pemeriksaan penunjang
USG    : UK >42 minggu,kedudukan janin presentasi kepala,inplantasi
plasenta dibagian fundus,DJJ normal (120-160 x/mnt) Air ketuban berkurang.,gerakan
janin berkurang
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH
    DX  : Ibu G....P....Hamil >42 mgg, I/T/H Serotinus
   DS    :
Ibu mengatakan hamil > 10 bulan, anak ke... dengan keluhan pembesaran perut
semakin kecil, gerakan anak berkurang ,tidak ada tanda-tanda mau bersalin.ibu
cemas akan kehamilannya.
            HPHT              :diketahui/tidak           HPL: 
Tp>3minggu
             DO     : pembesaran perut mengecil
LI                    :
TFU lebih kecil dari tfu bulan sebelumnya, fundus uteri teraba tidak bundar
,kurang melenting (bokong)
LII                  :  Teraba
tahanan keras disamping kanan/kiri ibu (puka/puki)
LIII                :  teraba bulat
,keras melenting (kepala) sudah masuk PAP
LIV                : Kepala sebagaian besar masuk PAP (divergen)
Perlimaan        :
3/5 bagian kepala masuk PAP
DJJ                :normal (120-160x/mnt) sampai tidak normal <120 x/mnt ->160 x/mnt,tidak teratur
VT       : ou/ov dbn (tenang), portio kaku,
eff  0%, tidak ada pembukaan Ø,panjang servik 3
cm,posisi servik tengah,penurunan kepala H2
. Pemeriksaan
penunjang
USG    : UK >42 minggu,kedudukan janin presentasi kepala,inplantasi
plasenta dibagian fundus,DJJ normal (120-160 x/mnt) Air ketuban
berkurang.,gerakan janin berkurang
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
 partus
lama,
     
partus
lama, kesalahan letak,
     
 kesalahan letak,  inersia
uteri,
     
inersia
uteri,  distosia
bahu
     
distosia
bahu  perdarahan postpartum.
     
 perdarahan postpartum. IUGR
     
IUGR IUFD
     
IUFD
IV.IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
            Rujuk
ke RS
V. INTERVENSI / IMPLEMENTASI
     1.
Beritahu ibu dan keluarga tentang kehamilannya dan keadaan janinnya
         R/
Ibu lebih mengerti dan kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan
     2. Beri infom concent
         R/
persetujuan akan rujukan yang dilakukan
     3. Observasi DJJ janin
         R/ deteksi dini kesejahteraan janin
     4.
Rujuk dengan BAKSOKU
R/ mendapat penanganan yang
cepat dan tepat di pelayanan yang lebih tingg
VI. EVALUSI
       S   : Ibu dan keluarga mengatakan bersedia
dirujuk
       O  : rujukan dengan baksoku
       A  : Ibu G...P... hamil > 42 mgg I/T/H dengan
serotinus              
       P   : Pemantauan ibu dan bayi setelah pulang dari
RS
            -Perawatan
ibu nifas dan BBL Serotinus
