Kamis, 21 Juni 2012

LETAK SUNGSANG

1.      A.Defenisi
Kehamilan letak sungsang yaitu janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong bagian bawah kavum uteri (Prawiroharjo, Sarwono 1999)
2.      Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian terendah (presentasi bokong),(obstetri patologi ,1984:169)
B.Klasifikasi
1.      Letak bokong murni (Fank Breech)
Letak bokong dengan kedua tunkai terangkat keatas
2.      Letak sungsang sempurna (Campliete Breech)
Letak bokong dimana kaki ada disamping bokong (Letak bokong sempurna atau lipat kijang).
3.       Letak sungsang sempurna (Incomplite Breech)
 Letak sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga kaki atau    lutut, terdiri dari :
Kedua kaki : letak kaki sempurna (24%)
Satu kaki : letak kaki tidak sempurna
Kedua lutut : letak lutut sempurna (1%)
Satu lutut : letak lutut tidak sempurna
(Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obsetri jilid 1 edisi 2, 1998)


C.Diagnosa
1 Anamnesa
Kehamilan terasa penuh dibagian atas dan gerakan terasa lebih banyak dibagian bawah.
2 Pemeriksaan luar
Dibagian bawah uterus tidak teraba kepala, balotemen negative, teraba kepala dibagian fundus uteri, denyut jantung janin ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi dari pada umbilikus
3 Pemeriksaan dalam
Setelah ketuban pecah teraba cakrum, kedua tuberalitas iskit, dan anus, bila teraba bagian kecil bedakan apakah kaki atau tangan
(FKUI, Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 edisi 3, 1999)
4 Pemeriksaan foto rongen
Bayangan kepala difundus
(Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obsetri jilid 1 edisi 2, 1998)
C.Diagnosa
1 Anamnesa
Kehamilan terasa penuh dibagian atas dan gerakan terasa lebih banyak dibagian bawah.
2 Pemeriksaan luar
Dibagian bawah uterus tidak teraba kepala, balotemen negative, teraba kepala dibagian fundus uteri, denyut jantung janin ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi dari pada umbilikus
3 Pemeriksaan dalam
Setelah ketuban pecah teraba cakrum, kedua tuberalitas iskit, dan anus, bila teraba bagian kecil bedakan apakah kaki atau tangan
(FKUI, Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 edisi 3, 1999)
4 Pemeriksaan foto rongen
Bayangan kepala difundus
(Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obsetri jilid 1 edisi 2, 1998)
D. Etiologi / Penyebab Letak Sungsang
1 faktor dari Ibu
a. Keadaan rahim
- Rahim arkuatus
- Setum pada rahim
- Uterus Dupletis
- Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan plasenta
- Plasenta retak rendah
- Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
- Kesempitan panggul
- Diformitas tulang panggul
- Terdapat tumor yang menghalangi jalan lahir dan perputaran keposisi kepala

D. Etiologi / Penyebab Letak Sungsang
1 faktor dari Ibu
a. Keadaan rahim
- Rahim arkuatus
- Setum pada rahim
- Uterus Dupletis
- Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan plasenta
- Plasenta retak rendah
- Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
- Kesempitan panggul
- Diformitas tulang panggul
- Terdapat tumor yang menghalangi jalan lahir dan perputaran keposisi kepala
2 Faktor dari janin
Pada janin terdapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang
- Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
- Hidrosefalus atau Anensefalus
- Kehamilan kembar
- Hidramneon atau Oligohidramneon
- Prematuritas
(Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, 1998)

E.Mekanisme Persalinan Letak sungsang Fisiologis
Bokong masuk PAP dapat melintang atau miring mengikuti jalan lahir dan melakukan putar paksi dalam sehingga trachcanter depan berada dibawah simpesis dengan trachcenter depan sebagai hipamoklion, akan lahir trachcenter belakang, dan selanjunya seluruh bokong lahir, sementara itu bahu memasuki jalan lahir dan mengikuti jalan lahir untuk melakukan putar paksi dalam sehingga bahu depan berada dibawah simpisis, dengan bahu depan sebagai hipomoklion akan lahir bahu belakang bersama dengan tangan belakang, diikuti kelahiran bahu depan dan tangan depan.
Bersamaan dengan kelahiran bahu, kepala bayi memasuki jalan lahir dapat melintang atau miring, serta melakukan putar paksi dalam sehingga sub occiput berada dibawah simpisis, sub occiput menjadi hipomoklion, berturut-turut akan lahir dagu, mulut, hidnug, muka kepala dan seluruhnya.
Persalinan kepala yang mempunyai terbatas sekitar 8 menit, setelah bokong lahir melampaui batas 8 menit dapat menimbulkan kesakitan atau kematian pada bayi.
(Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, 1998)

PENATALAKSANAAN 
Sikap Bidan Dalam Mengahadapi Letak Sungsang
Bidan yang menghadapi kehamilan dan persalinan letak sungsang sebaiknya

A. Sikap sewaktu hamil
Kerena kita tahu bahwa prognosa bagi anak tidak begitu baik, maka usahakan merubah letak janin dengan versi luar (sekarang tidak dilakukan)
Tujuannya adalah untuk merubah letak menjadi letak kepala hal ini dilakukan pada primi dengan kehamilan 34 minggu, mulai dengan usia kehamilan 36 minggu dan tidak ada panggul sempit, gemili atau plasenta previa.
Teknik :
  •        Lebih dahulu bokong dilepaskan dari PAP dan ibu berada dalam posisi Trendelm Burg 
  •        Tangan kiri letakkan dikepala dan tangan kanan pada bokong
  •        Putar ke arah muka atau perut janin
  •        Lalu putar tangan kiri diletakkan dibokong dan tangan kanan dikepala 
  •        Setelah berhasil pasang gurita, observasi TTV, DDJ serta keluhan pasien
Melakukan rujukan 
  •       Ke puskesmas, dokter keluarga atau dokter ahli untuk mendapatkan petunjuk kepastian dalam  menghadapi proses lahir
  •       Bila ada kesempatan, melakukan rujukan kerumah sakit untuk mendapatkan pertolongan persalinan yang optimal
  •       Bila terpaksa, melakukan pertolongan persalinan letak sungsang sebaiknya bersama dokter 
  •       Klien harus diberikan KIE dan motifasi serta melakukan perjanjian tertulis  dalam bentuk Informet consent
  B. Penatalaksanaan intrapartum 
       Pemeriksaan 
  •       Pasien harus dirawat di RS bila terdapat tanda persalinan atau terjadi ketuban pecah ( dikhawatirkan terjadi prolapsus talipusat)
  •       Di RS dilakukan pemeriksaan USG ulangan untuk memastikan jenis persalinan sungsang – fleksi kepala janin – kelainan kongenital.
  •       Lakukan anamnesa dan pemeriksaan untuk menentukan keadaan ibu dan anak.
  •       Tentukan cara persalinan yang dipilih.
  •       Pemantauan kesehatan janin selama persalinan, bila mungkin lakukan pemantauan detik jantung janin secara terus menerus ( electronic fetal heart rate monitoring)
C. Persalinan
      Penentuan cara persalinan adalah sangat individual, kriteria pada tabel dibawah dapat digunakan untuk menentukan cara persalinan per vaginam atau per abdominal ( sectio caesar ) :

 
1. Persalinan pervaginam
Dokter yang akan menolong persalinan sungsang pervaginam perlu menguasai maneuver dalam persalinan sungsang pervaginam dan hendaknya didampingi oleh 
3 orang asisten : (1) ahli obstetri yang berpengalaman (2) ahli anak yang mampu memberikan pertolongan resusitasi (3) anaesthesiolog yang dibutuhkan untuk memberikan kenyamanan pada ibu bersalin.
PERSALINAN PERVAGINAM
Mekanisme persalinan sungsang pervaginam berlangsung melalui “seven cardinal movement” yang terjadi pada masing-masing tahapan persalinan sungsang pervaginam:
  1. Persalinan Bokong
  2. Persalinan Bahu
  3. Persalinan Kepala
PENATALAKSANAAN PERSALINAN
Selama proses persalinan, resiko ibu dan anak jauh lebih besar dibandingkan persalinan pervaginam
pada presentasi belakang kepala. 
  •       Pada saat masuk kamar bersalin perlu dilakukan penilaian secara cepat dan cermat mengenai : keadaan selaput ketuban, fase persalinan, kondisi janin serta keadaan umum ibu.
  •       Dilakukan pengamatan cermat pada DJJ dan kualitas his dan kemajuan persalinan.
  •       Persiapan tenaga penolong persalinan – asisten penolong persalinan - dokter anak dan ahli anaesthesi.
Persalinan spontan pervaginam (spontan Bracht) terdiri dari 3 tahapan : 
Fase lambat pertama: 
  •        Mulai dari lahirnya bokong sampai umbilikus  
  •        Disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak perlu ditangani secara tergesa-gesa mengingat tidak ada bahaya pada ibu dan anak yang mungkin terjadi.  
  •       Pada fase ini, penolong bersikap pasif menunggu jalannya persalinan. 
Fase cepat:
*      Disebut fase cepat oleh karena tahapan ini harus terselesaikan dalam 1 – 2 kali kontraksi uterus (karena dalam waktu < 8 menit sekitar ) fase ini harus sudah berakhir.
*      Tahapan persalinan dari umbilikus sampai mulut.
*      Pada fase ini, kepala janin masuk panggul sehingga terjadi oklusi pembuluh darah talipusat antara kepala dengan tulang panggul sehingga sirkulasi uteroplasenta terganggu.
*      Pada fase ini, talipusat berada diantara kepala janin dengan PAP sehingga dapat menyebabkan terjadinya asfiksia janin dalam waktu 8 menit jika janin belum lahir).
Fase lambat kedua: 
  •        Mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala.
  •        Fase ini disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak boleh dilakukan secara tergesa-gesa untuk menghidari dekompresi kepala yang terlampau cepat yang dapat menyebabkan perdarahan intrakranial.
     I. Tehnik pertolongan sungsang spontan pervaginam (spontan BRACHT ) 
  1.      Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan penampang sekitar 5 cm.
  2.      Suntikkan 5 unit oksitosin i.m dengan tujuan bahwa dengan 1–2 his berikutnya fase cepat dalam persalinan sungsang spontan pervaginam akan terselesaikan.
  3.      Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh kain setengah basah, bokong janin dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada pada bagian belakang pangkal paha dan empat jari-jari lain berada pada bokong janin .
  4.       Pada saat ibu meneran, dilakukan gerakan mengarahkan punggung anak ke perut ibu ( gerak hiperlordosis )sampai kedua kaki anak lahir .
  5.       Setelah kaki lahir, pegangan dirubah sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari sekarang berada pada lipatan paha bagian belakang dan ke empat jari-jari berada pada pinggang janin .
  6.       Dengan pegangan tersebut, dilakukan gerakan hiperlordosis dilanjutkan ( gerak mendekatkan bokong anak pada perut ibu ) sedikit kearah kiri atau kearah kanan sesuai dengan posisi punggung anak.
  7.      Gerakan hiperlordosis tersebut terus dilakukan sampai akhirnya lahir mulut-hidung-dahi dan seluruh kepala anak.
  8.       Pada saat melahirkan kepala, asisten melakukan tekanan suprasimfisis searah jalan lahir dengan tujuan untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin
  9.       Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya dilakukan seperti pada persalinan 
 II.  EKSTRAKSI PARSIAL PADA PERSALINAN SUNGSANG PERVAGINAM= manual aid 
       Terdiri dari 3 tahapan :
  1.      Bokong sampai umbilikus lahir secara spontan (pada frank breech).
  2.      Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh penolong.
  3.      Persalinan kepala dibantu oleh penolong. 
PERSALINAN BAHU DAN LENGAN
  1.       Pegangan pada panggul anak sedemikian rupa sehingga ibu jari penolong berdampingan pada os sacrum dengan kedua jari telunjuk pada krista iliaka anterior superior ; ibu jari pada sakrum sedangkan jari-jari lain berada didepan pangkal paha .
  2.        Dilakukan traksi curam kebawah sampai menemui rintangan (hambatan) jalan lahir.
  3.        Selanjutnya bahu dapat dilahirkan dengan menggunakan salah satu dari cara-cara berikut:
    1.       Lovset.
    2.       Klasik.
    3.       Müller.
1. Persalinan bahu dengan cara LOVSET.
   Prinsip :
     Memutar badan janin setengah lingkaran (1800) searah dan berlawanan arah jarum jam sambil   melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu yang semula dibelakang akan lahir didepan (dibawah simfsis) Hal tersebut dapat terjadi oleh karena : 
  •      Adanya inklinasi panggul (sudut antara pintu atas panggul dengan sumbu panggul)
  •       Adanya lengkungan jalan lahir dimana dinding sebelah depan lebih panjang dibanding  lengkungan dinding sacrum disebelah belakang 
  •       Sehingga setiap saat bahu posterior akan berada pada posisi lebih rendah dibandingkan posisi bahu anterior 
    Keuntungan persalinan bahu dengan cara Lovset :
  1.      Tehnik sederhana.
  2.      Hampir selalu dapat dikerjakan tanpa melihat posisi lengan janin.
  3.      Kemungkinan infeksi intrauterin minimal.
2. Persalinan bahu dengan cara KLASIK
  •        Disebut pula sebagai tehnik DEVENTER.
  •        Melahirkan lengan belakang dahulu dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah simfisis.
  •        Dipilih bila bahu tersangkut di pintu atas panggul.
Prinsip :
      Melahirkan lengan belakang lebih dulu (oleh karena ruangan panggul sebelah belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang panggul sebelah depan) dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah arcus pubis 
  1.       Kedua pergelangan kaki dipegang dengan ujung jari tangan kanan penolong berada diantara  kedua pergelangan kaki anak , kemudian di elevasi sejauh mungkin dengan gerakan mendekatkan perut anak pada perut ibu.
  2.      Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir, jari tengan dan telunjuk tangan kiri menyelusuri bahu sampai menemukan fosa cubiti dan kemudian dengan gerakan “mengusap muka janin , lengan posterior bawah bagian anak dilahirkan.
  3.      Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin diubah. 
  4.      Dengan tangan kanan penolong, pergelangan kaki janin dipegang dan sambil dilakukan traksi curam bawah melakukan gerakan seolah “mendekatkan punggung janin pada punggung ibu” dan kemudian lengan depan dilahirkan dengan cara yang sama.
  5.      Bila dengan cara tersebut pada no 3 diatas lengan depan sulit untuk dilahirkan, maka lengan tersebut diubah menjadi lengan belakang dengan cara:
    •       Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicekap dengan kedua tangan penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong terletak dipunggung anak dan sejajar dengan sumbu badan janin ; sedangkan jari-jari lain didepan dada.
    •       Dilakukan pemutaran tubuh anak kearah perut dan dada anak sehingga lengan depan menjadi terletak dibelakang dan dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada no 2
              Keuntungan : Umumnya selalu dapat dikerjakan pada persalinan bahu
              Kerugian : Masuknya tangan kedalam jalan lahir meningkatkan resiko infeksi 
 
3.Persalinan bahu dengan cara MUELLER
*      Melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dibawah simfisis melalui ekstraksi ;disusul melahirkan lengan belakang di belakang (depan sacrum )
*      Dipilih bila bahu tersangkut di Pintu Bawah Panggul 

        Tehnik pertolongan persalinan bahu cara MUELLER:
  1.       Dengan cara pegangan tersebut, dilakukan traksi curam bawah pada tubuh janin sampai bahu depan lahir . dibawah arcus pubis dan selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan depan bagian bawah.
  2.       Bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik”.
  3.       Setelah bahu dan lengan depan lahir, pergelangan kaki dicekap dengan tangan kanan dan dilakukan elevasi serta traksi keatas ,, traksi dan elevasi sesuai arah tanda panah) sampai bahu belakang lahir dengan sendirinya. Bila tidak dapat lahir dengan sendirinya, dilakukan kaitan untuk melahirkan lengan belakang anak .
         Keuntungan penggunaan tehnik ini adalah oleh karena tangan penolong tidak masuk terlalu jauh   
         kedalam jalan lahir maka resiko infeksi berkurang.

         4.Melahirkan LENGAN MENUNJUK.
            Nuchal Arm
           Yang dimaksud dengan keadaan ini adalah bila pada persalinan sungsang, salah satu lengan anak
            berada dibelakang leher dan menunjuk kesatu arah tertentu.
            Pada situasi seperti ini, persalinan bahu tidak dapat terjadi sebelum lengan yang bersangkutan
           dirubah menjadi didepan dada.
 
  1.        Tubuh janin dicekap sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada dipunggung anak sejajar dengan sumbu tubuh anak dan jari-jari lain didepan dada.
  2.       Badan anak diputar 1800 searah dengan menunjuknya lengan yang dibelakang leher sehingga lengan tersebut akan menjadi berada didepan dada (menjadi lengan depan).
  3.      Selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan tehnik persalinan bahu cara klasik
     Bila lengan yang menunjuk adalah lengan anterior : (dekat dengan sinfisis) maka : 
           Penanganan dilakukan dengan cara yang sama, perbedaan terletak pada cara memegang tubuh
           anak dimana pada keadaan ini kedua ibu jari penolong berada didepan dada sementara jari-jari
           lain dipunggung janin.  
 
   5. Melahirkan LENGAN MENJUNGKIT
   Yang dimaksud dengan lengan menjungkit adalah suatu keadaan dimana pada persalinan sungsang
          pervaginam lengan anak lurus disamping kepala. Keadaan ini menyulitkan terjadinya persalinan
          spontan pervaginam.Cara terbaik untuk mengatasi keadaan ini adalah melahirkan lengan anak
  
      Bila terjadi kemacetan bahu dan lengan saat melakukan pertolongan persalinan sungsang secara spontan (Bracht), lakukan pemeriksaan lanjut untuk memastikan bahwa kemacetan tersebut tidak disebabkan oleh lengan yang menjungkit. 

     PERSALINAN KEPALA
     Pertolongan untuk melahirkan kepala pada presentasi sungsang dapat dilakukan dengan berbagai cara :
  1.       Cara MOURICEAU
  2.       Cara PRAGUE TERBALIK 
  3.       Cara Desnoo    
  4.       cara wignand martin-winckel
  5.       Cara Naujoks
  6.       Dengan ekstraksi Forsep
     1. Cara MOURICEAU ( Viet – Smellie)
         Dengan tangan penolong yang sesuai dengan arah menghadapnya muka janin, jari tengah
         dimasukkan kedalam mulut janin dan jari telunjuk serta jari manis diletakkan pada fosa canina.
  1.       Tubuh anak diletakkan diatas lengan anak, seolah anak “menunggang kuda”.
  2.       Belakang leher anak dicekap diantara jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain.
  3.       Assisten membantu dengan melakukan tekanan pada daerah suprasimfisis untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin.
  4.       Traksi curam bawah terutama dilakukan oleh tangan yang dileher.
2. Cara PRAGUE TERBALIK
           Dilakukan bila occiput dibelakang (dekat dengan sacrum) dan muka janin menghadap simfisis.
 
1.      Satu tangan mencekap leher dari sebelah belakang dan punggung anak diletakkan diatas telapak tangan tersebut.
2.      Tangan penolong lain memegang pergelangan kaki dan kemudian di elevasi keatas sambil melakukan traksi pada bahu janin sedemikian rupa sehingga perut anak mendekati perut ibu.Dengan larynx sebagai hypomochlion kepala anak dilahirkan.
       3. Cara Desnoo
           Tangan kiri menadahperut dan dada serta 2 jari diletakkan dileher(menunggang kuda),tangan
            kanan menolong menekan diatas simpisis perbedaan dengan mauriceau adalah tangan tidak
            masuk vagina
        4. Cara wignand Martin-Winckel
            Satu tangan kiri dalam jalan lahir dengan telunjuk dalam mulut janin sedang jari tengah dan ibu 
            jari pada rahang bawah,tangan lain menekan diatas simfisis/fundus
        5. Cara Naujoks
            Satu tangan memegang leher dari depan,tangan lain memegang leher pada bahu,janin kebawah
            dengan bantuan dorongan simfisis dari atas.
         6. Dengan ekstraksi Forsep
             Cara :
1)      Seluruh badan bayi dibungkus dengan handuk steril diangkat keatas hingga kepala bayi mudah dilihat untuk aplikasi forsep.
2)      Daun Forsep kiri dipasang lebih dulu diikuti daun forsep kanan,kemudian dilakukan penguncian forsep
3)      Badan bayi ditunggangkan pada gagang forsep.
4)      Dilakukan tarikan curam kebawah sehingga berturut turut lahir dagu mulut dan hidung.
5)      Mata dan dahi diikuti seluruh kepala bayi.
6)                                 Setelah bayi lahir diletakkan diatas perut ibu,tali pusat dipotong,lendir dibersihkan dan selanjutnya dirawat sebagaimana mestinya.

  EKSTRAKSI TOTAL PADA PERSALINAN SUNGSANG PERVAGINAM
             Persalinan sungsang pervaginam dimana keseluruhan proses persalinan anak dikerjakan
             sepenuhnya oleh penolong persalinan.
             Jenis ekstraksi total : 
  •         Ekstraksi  bokong  
  •         Ekstraksi kaki
        1. EKSTRAKSI BOKONG
            Tindakan ini dikerjakan pada letak bokong murni dengan bokong yang sudah berada didasar
             panggul.
             Tehnik :
  1.      Jari telunjuk penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan jalan lahir dan  diletakkan pada lipat paha depan anak. Dengan jari tersebut, lipat paha dikait. Untuk memperkuat kaitan tersebut, tangan lain penolong mencekap pergelangan tangan yang melakukan kaitan dan ikut melakuka  traksi kebawah .
  2.       Untuk memperkuat traksi bokong, dilakukan traksi dengan menggunakan kedua tangan seperti terlihat pada gambar.  
  3.       Bila dengan traksi tersebut trochanter depan sudah terlihat dibawah arcus pubis, jari telunjuk tangan lain segera mengait lipat paha belakang dan secara serentak melakukan traksi lebih lanjut untuk melahirkan bokong 
  4.       Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik” dan janin dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada ekstraksi bokong parsialis.
  2.EKSTRAKSI KAKI
     1.      Setelah persiapan selesai, tangan penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan
           secara obstetris kedalam jalan lahir, sedangkan tangan lain membuka labia.
      2.    Tangan yang didalam mencari kaki dengan menyelusuri bokong – pangkal paha sampai
           belakang lutut (fosa poplitea) dan
      3.     kemudian melakukan fleksi dan abduksi paha janin sehingga sendi lutut menjadi fleksi.
      4.  Tangan yang diluar (dekat dibagian fundus uteri) mendekatkan kaki janin untuk
           mempermudah tindakan mencari kaki janin tersebut diatas .
      5.   Setelah lutut fleksi, pergelangan kaki anak dipegang diantara jari ke II dan III dan dituntun
           keluar dari vagina .


      Rangkaian langkah mencari dan menurunkan kaki pada persalinan sungsang (maneuver Pinard)
1.      Kedua tangan penolong memegang betis anak dengan meletakkan kedua ibu jari dibelakang betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-jari lain didepan tulang kering. Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam bawah pada kaki sampai pangkal paha lahir
2.      Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang paha pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain didepan paha. Dengan pegangan ini pangkal paha ditarik curam bawah sampai trochanter depan lahir
3.   Kemudian dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha untuk melahirkan trochanter belakang sehingga akhirnya seluruh bokong lahir. 
4    Setelah bokong lahir, dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan traksi curam dan selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan bahu dan lengan serta kepala seperti yang sudah dijelaskan.
         Persalinan sungsang perabdominal dengan SC saat ini lebih sering dilakukan. Ahli obstetri yang
         memilih persalinan dengan SC umumnya dengan alasan :
1)      Cedera persalinan sungsang perabdominal lebih rendah dibandingkan persalinan pervaginam.
2)      Banyak pasangan yang mempunyai pandangan “anak sedikit” dan membutuhkan anak yang “perfect” sehingga memilih persalinan sungsang perabdominal.
3)      30 – 40% trial of labor pada persalinan sungsang berakhir dengan persalinan SC.
4)      SC adalah operasi yang “aman”.
          Persalinan dengan Sectio Caesar
          Jenis insisi SBR yang dipilih pada saat SC sangat penting. Bila SBR sudah terbentuk dengan baik
          maka dengan insisi melintang pada SBR, persalinan sungsang dapat diselesaikan tanpa banyak
          kesulitan  
          Pada kehamilan prematur dan pasien yang belum inpartu atau pada beberapa kelainan letak lain,
          SBR cukup sempit sehingga sebaiknya dilakukan insisi vertikal untuk menghindari cedera
          persalinan yang lebih luas [cedera pada vesika urinaria ].

         PROGNOSIS
  •       Dibandingkan persalinan pervaginam pada presentasi belakang kepala, morbiditas dan mortalitas ibu dan atau anak pada persalinan sungsang pervaginam lebih besar.
  •       Prognosa lebih buruk oleh karena:
    •        Perkiraan besar anak sulit ditentukan sehingga sulit diantisipasi terjadinya peristiwa “after coming head"
    •         Kemungkinan ruptura perinei totalis lebih sering terjadi
      Morbiditas maternal : lebih tingginya frekuensi persalinan operatif pada presentasi sungsang termasuk sectio caesar menyebabkan peningkatan morbiditas ibu a.l :
1.      Morbiditas infeksi.
2.      Ruptura uteri.
3.      Laserasi servik.
4.      Atonia uteri akibat penggunaan analgesi sehingga terjadi perdarahan pasca persalinan.
Morbiditas dan mortalitas perinatal : lebih tinggi dibandingkan pada presentasi
belakang kepala (vertex).
Trauma persalinan :
                        Fraktura humerus dan klavikula.
                        Cedera pada muskulus sternocleiodomastoideus.
                         Sebab kematian anak:
                       Talipusat terjepit saat fase cepat. 
                              Perdarahan intrakranial akibat dekompresi mendadak waktu melahirkan kepala anak
                               pada fase lambat kedua. 
                              Trauma collumna vertebralis. 
                               Prolapsus talipusat. 
                               Gan akibat cedera pada pleksus brachialis saat melahirkan bahu.
                          Mortalitas perinatal terutama akibat :
                          Persalinan preterm. 
                                 Asfiksia intrapartum ( janin sudah berusaha bernafas saat kepala masih berada
                                 dalam jalan lahir oleh karena sebagian besar tubuh janin sudah berada diluar
                                 jalan lahir sehingga menimbulkan refleks bernafas pada janin) 
                                Kelainan kongenital. 
KOMPLIKASI PERSALINAN SUNGSANG PERVAGINAM
Komplikasi ibu
    1.     Perdarahan
    2.     Trauma jalan lahir
    3.      Infeksi
Komplikasi anak
  •       Sufokasi / aspirasi : 
  •       Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir, terjadi pengecilan rongga uterus yang menyebabkan gangguan sirkulasi dan menimbulkan anoksia. Keadaan ini merangsang untuk bernafas dalam jalan lahir sehingga menyebabkan terjadinya aspirasi. 
  •       Asfiksia : 
  •       Selain hal diatas, anoksia juga disebabkan oleh terjepitnya talipusat pada fase cepat
      Trauma intrakranial Terjadi sebagai akibat :
            Panggul sempit 
                  Dilatasi servik belum maksimal (after coming head)
            Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat)
       Fraktura / dislokasi:
             Terjadi akibat persalinan sungsang secara operatif
        Fraktura tulang kepala
        Fraktura humerus
        Fraktura klavikula
        Fraktura femur
         Dislokasi bahu
        Paralisa nervus brachialis yang menyebabkan paralisa lengan terjadi akibat tekanan pada     
              pleksus brachialis oleh jari-jari penolong saat melakukan traksi dan juga akibat regangan pada
              leher saat membebaskan lengan.


DAFTAR PUSTAKA
American College of Obstetricians and Gynecologists: ACOG committee opinion. Mode of term singleton breech delivery. Number 265, December 2001.
Alarab M, Regan C,O’Connel MP et al: Singleton vaginal breech delivery at term: still a safe option. Obstet Gynecol 103:407, 2004
Cunningham FG (editorial) : Breech Presentation and Delivery in “William Obstetrics” 22nd ed p 565 - 586, Mc GrawHill Companies, 2005
Jones DL : Abnormal Fetal Presentation in Fundamentals of Obstetric & Gynaecology 7th ed Mosby, London1997.
Martohoesodo S, Hariadi: Distosia karena kelainan letak serta bentuk janin dalam ILMU KEBIDANAN (ed), 3rd ed Jakarta, YBP-SP,1997
Myersough,PR: MunroKerr’s Operative Obstetrics,9th ed, London, Bailliere Tindal,1977
le.co.id/images?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official&um=1&q=MEKANISME+PERSALINAN+LETAK+SUNGSANG&sa=N&start=18&ndsp=18