Pendahuluan
Atonia uteri adalah
sebab terpenting pda pendarahan post partum, Pendarahan post partum pada ibu
melahirkan merupakan penyebab terbesar diantara 3 penyebab utama kematian
ibu.Pendarahan post partum (HPP) dapat terjadi akibat : Partus lama ,pembesaran uterus yang
berlebihan ,multiparitas anasthesi yang dalam ,anastesi lumbal ,juga dapat timbul
karena salah penanganan pada persalinan
terutama pada kala III.
Dengan pembuatan / penulisan makalah
tentang atonia uteri ini diharapkan bermanfaat bagi tenaga kesehatan terutama
bidan sebagai tenaga professional dalam melakukan fungsinya sebagai pelayan
masyarakat terutama bagi ibu bersalin .Sehingga apabila terjadi atonia uteri
segera bisa ditangani dan tidak terjadi komplikasi yang sangat berat.
Oleh karena itu pelaksanaan asuhan
persalinan normal perlu dioptimalkan dan dilakukan oleh setiap bidan .Terutama
pada management aktif kala III dan pedoman penanganan atonia uteri.sehingga
dimanapun dan siapapun pemberi pelayanan diharapkan ibu bersalin dengan normal
dan alami tanpa komplikasi dan merupakan salah satu cara terbaik dan sangat
penting untuk menurunkan AKI.
KONSEP
TEORI
I.
DEFINISI
· Atony / Atonia adalah tidak adanya ketegangan
otot ( Ahmad A.K muda kamus kedokteran,1994 ).
O Atonia uteri adalah uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri/ massase (plasenta telah lahir). (DepKes Jakarta, 2002)
O Atonia uteri adalah uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri/ massase (plasenta telah lahir). (DepKes Jakarta, 2002)
· Atonia Uterin adlah suatu keadaan dimana uterus
tidak berkontraksi setelah anak lahir ( Sarwono,2002 )
· Pendarahan post partum adalah pendarahan lebih
dari 500 – 600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir ( Moctar Rustam,1998 )
· Pendarahan post partum adalah pendarahan yang
terjadi 24 jam setelah persalinan berlangsung ( Gede Manuaba ,1998 )
Menurut waktu terjadinya dibagi
atas 2 bagian :
a)
Pendarahan post partum primer yang terjadi sebelum 24
jam setelah anak lahir .
b)
Pendarahan post partum sekunder yang terjadi setelah 24
jam biasanya antara hari ke 5 – 15 hari post partum.
II. PENYEBAB
Beberapa factor predisposisi yang berhubungan dengan resiko
pendarahan pasca persalinan karena atonia uteri ,diantaranya adalah :
1.
Keadaan ibu yang jelek ,misalnya anemia,malnutrisi,KP
kronis,shock ,dll
2.
Grande multipara
3.
Jarak persalinan yang terlalu pendek
4.
Partus lama
5. Kelainan miometrium : mioma uteri,kelainan
uterus.
6.
Partus precipitatus
7. Pemakaian anesthesi yang dalam / terlalu
lama
8.
APB : placenta
previa atau solutio placenta
9. Gangguan mekanis : sisa placenta, bekuan
darah
10. Kandung
seni penuh
11. Kerenggangan
( over distension ) dari rahim misalnya gemelli,hydramnion anak besar.
12. Infeksi
intrapartum
13. Induksi
persalinan dengan oksitosin
14. Pemakaian MG SO4 pada eklampsia / Pre eklampsia
III. GAMBARAN
KLINIK
HPP tidak terjadi mendadak
Ø Pendarahan tersebut terjadi terus menerus
sebelum pendarahan tersebut dapat teratasi
Ø
Pendarahan melebihi 20 % dari seluruh volume darah sehingga timbul
gejala pendarahan yang jelas
·
Perasaan lemah
·
Mengantuk / menguap
·
Pandangan kabur
·
Pada pemeriksaan :
Tekanan darah menurun ,nadi meningkat,nafas
cepat dan dangkal
·
Penderita tampak anemis
·
Kesadaran hilang sampai meninggal
DIAGNOSA HPP karena Atonia Uteri :
1.
Pendarahan Pervaginam berjumlah lebih dari 500 cc
2.
Uterus dalam keadaan tidak mempunyai tonus atau
kontraksi dapat berkontraksi lemah dan hanya sebentar.
3. Pada pemeriksaan inspekulo tidak ada
robekan placenta lengkap
4. Lama kelamaan akan timbul gejala
pendarahan umum seperti anemia shock.
V. PENANGANAN
1.
Upaya pencegahan
·
Meningkatkan gerakan KB
· Konsultasi
rujukan kehamilan dengan factor predisposisi yang ada pada saat hamil seperti
Anemia,everdistansion uterus dsb
·
Peningkatan
pelatihan Nakes dengan APN terutama manegemen aktif kala III
2.
Penatalaksanaan atoni uteri
1. Masase fundus uteri segera setelah lahirnya placenta
( maksimal 15 detik )
2. Bersihkan bekuan daraah dan atau selaput ketuban dari
vagina dan saluran serviks
3. Pastikan kandung kemih kosong ,jika penuh
lakukan keteterisasi dengan tekhnik aseptic
4.
Kompresi bimanual internal selama 5 menit
5.
Kompresi bimanual external oleh keluarga
6. Keluarkan tangan perlahan ,suntikan
ergometrium 0,2 mg IM ( kecuali pada hipertensi )
7. Pasang infuse dengan jarum ukuran 16 atau
18 berikan 500 ml ringer laktat + 20 unit oksitosin habiskan 500ml pertama
secepat mungkin
8.
Ulangi kompresi bimanual internal
9.
Rujuk segera
10. dampingi ibu ketempat rujukan ,teruskan
KBI
11. Lanjutkan infus RL + 20 unit oksitosin
dalam 500 ml larutan dengan laju 500 ml / jam hingga tiba ditempat rujukan atau
hingga menghabiskan 1,5 liter infus Kemudian berikan 125 ml / jam jika tidak
tersedia cairan yang cukup ,berikan 500 ml kedua dengan berlahan dan berikan
minum untuk rehidrasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Manuaba Ida bagus Gede Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk pendidikan Bidan ,penerbit Buku Kedokteran EGC,1998
2. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Ilmu Kebidanan Jakarta 2002
3. Mochtar Rustam Sinopsis Obstetri Jilid 1 ,EGC,1998
4. Ahmad
A.K Muda Kamus lengkap Kedokteran ,1994
5. Asuhan Persalinan Normal,2002