Rabu, 17 Oktober 2012

ATONIA UTERI


SEKILAS TENTANG ATONIA UTERI

Pendahuluan
Atonia uteri adalah sebab terpenting pda pendarahan post partum, Pendarahan post partum pada ibu melahirkan merupakan penyebab terbesar diantara 3 penyebab utama kematian ibu.Pendarahan post partum (HPP) dapat terjadi akibat  : Partus lama ,pembesaran uterus yang berlebihan ,multiparitas anasthesi yang dalam ,anastesi lumbal ,juga dapat timbul karena salah penanganan pada persalinan  terutama pada kala III.      

            Dengan pembuatan / penulisan makalah tentang atonia uteri ini diharapkan bermanfaat bagi tenaga kesehatan terutama bidan sebagai tenaga professional dalam melakukan fungsinya sebagai pelayan masyarakat terutama bagi ibu bersalin .Sehingga apabila terjadi atonia uteri segera bisa ditangani dan tidak terjadi komplikasi yang sangat berat.

            Oleh karena itu pelaksanaan asuhan persalinan normal perlu dioptimalkan dan dilakukan oleh setiap bidan .Terutama pada management aktif kala III dan pedoman penanganan atonia uteri.sehingga dimanapun dan siapapun pemberi pelayanan diharapkan ibu bersalin dengan normal dan alami tanpa komplikasi dan merupakan salah satu cara terbaik dan sangat penting untuk menurunkan AKI.  


KONSEP TEORI


I.             DEFINISI
·  Atony / Atonia adalah tidak adanya ketegangan otot ( Ahmad A.K muda kamus kedokteran,1994 ).
O  Atonia uteri adalah uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri/ massase (plasenta telah lahir). (DepKes Jakarta, 2002)
·   Atonia Uterin adlah suatu keadaan dimana uterus tidak berkontraksi setelah anak lahir ( Sarwono,2002 )
·     Pendarahan post partum adalah pendarahan lebih dari 500 – 600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir  ( Moctar Rustam,1998 )
·        Pendarahan post partum adalah pendarahan yang terjadi 24 jam setelah persalinan berlangsung ( Gede Manuaba ,1998 )

Menurut waktu terjadinya dibagi atas 2 bagian  :

a)      Pendarahan post partum primer yang terjadi sebelum 24 jam setelah anak lahir .
b)      Pendarahan post partum sekunder yang terjadi setelah 24 jam biasanya antara hari ke 5 – 15 hari post partum.
 

    
II.     PENYEBAB
         Beberapa factor predisposisi yang berhubungan dengan resiko pendarahan pasca persalinan karena atonia uteri ,diantaranya adalah :
1.      Keadaan ibu yang jelek ,misalnya anemia,malnutrisi,KP kronis,shock ,dll
2.      Grande multipara
3.      Jarak persalinan yang terlalu pendek
4.      Partus lama
5.      Kelainan miometrium : mioma uteri,kelainan uterus.
6.      Partus precipitatus
7.      Pemakaian anesthesi yang dalam / terlalu lama
8.      APB :  placenta previa atau solutio placenta
9.      Gangguan mekanis : sisa placenta, bekuan darah
10.  Kandung seni penuh
11.  Kerenggangan ( over distension ) dari rahim misalnya gemelli,hydramnion anak besar.
12.  Infeksi intrapartum
13.  Induksi persalinan dengan oksitosin
14.  Pemakaian MG SO4 pada eklampsia / Pre eklampsia


III.    GAMBARAN KLINIK
HPP tidak terjadi mendadak
Ø  Pendarahan tersebut terjadi terus menerus sebelum pendarahan tersebut dapat teratasi
Ø  Pendarahan melebihi 20 %  dari seluruh volume darah sehingga timbul gejala pendarahan yang jelas
·         Perasaan lemah
·         Mengantuk / menguap
·         Pandangan kabur
·         Pada pemeriksaan :
Tekanan darah menurun ,nadi meningkat,nafas cepat dan dangkal
·         Penderita tampak anemis
·         Kesadaran hilang sampai meninggal

         DIAGNOSA HPP karena Atonia Uteri :
1.      Pendarahan Pervaginam berjumlah lebih dari 500 cc
2.      Uterus dalam keadaan tidak mempunyai tonus atau kontraksi dapat berkontraksi lemah dan hanya sebentar.
3.      Pada pemeriksaan inspekulo tidak ada robekan placenta lengkap
4.      Lama kelamaan akan timbul gejala pendarahan umum seperti anemia shock.  

V.     PENANGANAN
         1. Upaya pencegahan
·         Meningkatkan gerakan KB
·   Konsultasi rujukan kehamilan dengan factor predisposisi yang ada pada saat hamil seperti Anemia,everdistansion uterus dsb
·         Peningkatan pelatihan Nakes dengan APN terutama manegemen aktif kala III
        

         2. Penatalaksanaan atoni uteri

1.   Masase fundus uteri segera setelah lahirnya placenta ( maksimal 15 detik )
2.      Bersihkan bekuan daraah dan atau selaput ketuban dari vagina dan saluran serviks
3.      Pastikan kandung kemih kosong ,jika penuh lakukan keteterisasi dengan tekhnik aseptic
4.      Kompresi bimanual internal selama 5 menit
5.      Kompresi bimanual external oleh keluarga
6.      Keluarkan tangan perlahan ,suntikan ergometrium 0,2 mg IM ( kecuali pada hipertensi )
7.      Pasang infuse dengan jarum ukuran 16 atau 18 berikan 500 ml ringer laktat + 20 unit oksitosin habiskan 500ml pertama secepat mungkin
8.      Ulangi kompresi bimanual internal
9.      Rujuk segera
10.  dampingi ibu ketempat rujukan ,teruskan KBI
11.  Lanjutkan infus RL + 20 unit oksitosin dalam 500 ml larutan dengan laju 500 ml / jam hingga tiba ditempat rujukan atau hingga menghabiskan 1,5 liter infus Kemudian berikan 125 ml / jam jika tidak tersedia cairan yang cukup ,berikan 500 ml kedua dengan berlahan dan berikan minum untuk rehidrasi

DAFTAR PUSTAKA


1.      Manuaba Ida bagus Gede Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk pendidikan Bidan ,penerbit Buku Kedokteran EGC,1998
2.      Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Ilmu Kebidanan Jakarta 2002
3.      Mochtar Rustam Sinopsis Obstetri Jilid 1 ,EGC,1998
4.      Ahmad A.K Muda Kamus lengkap Kedokteran ,1994
5.      Asuhan Persalinan Normal,2002